BAB
I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ranah
psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari,
memukul, dan sebagainya
Secara
filosofis, cooperative learning didasari oleh pembelajaran gotong royong. Hal
ini berlandaskan falsafah homo homini socius, atau manusia adalah makhluq
sosial. Sehingga kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi
kelangsungan hidup.
Manusia
sebagai ciptaan Tuhan yang dikaruniai akal telah membukakan jalan baginya dalam
beberapa hal. Seperti telah diungkapkan Plato dalam mendefinisikan hakekat
manusia yang antara lain; memperoleh pengetahuan, memperoleh reputasi, dan
memperoleh materi. Oleh karena itu sebagai manusia tidak dapat terlepas dari
kodratnya sebagai mahluk sosial. Dimana hidup bermasyarakat adalah suatu
keharusan bagi manusia, sebab segala bentuk aktivitas manusia akan
bersinggungan langsung dengan masyarakatnya dimana ia tinggal.
B.
Perumusan
Masalah :
1. Apa
itu Psikomotorik ?
2. Apa
5 Aspek Domain Psikomotorik ?
3. Apa
contoh Starategi Pembelajaran Psikomotorik ?
C. Tujuan :
1. Mengathui
apa itu Psikomotorik ?
2. Mengetahui
apa 5 Aspek Domain Psikomotorik ?
3. Mengetahui
apa contoh Starategi Pembelajaran Psikomotorik ?
BAB
II
Pembahasan
A. Psikomotorik
Ranah
psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari,
memukul, dan sebagainya.
Dari
uraian diatas, masih ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai
psikomotorik. Diantaranya adalah :
Menurut Ebel (1972), ada kaitan erat
antara tujuan yang akan dicapai, metode pembelajaran, dan evaluasi yang akan
dilaksanakan. Oleh karena ada perbedaan titik berat tujuan pembelajaran
psikomotor dan kognitif maka strategi pembelajarannya juga berbeda. Menurut
Mills (1977), pembelajaran keterampilan akan efektif bila dilakukan dengan
menggunakan prinsip belajar sambil mengerjakan (learning by doing). Leighbody
(1968) menjelaskan bahwa keterampilan yang dilatih melalui praktik secara
berulang-ulang akan menjadi kebiasaan atau otomatis dilakukan. Sementara itu
Goetz (1981) dalam penelitiannya melaporkan bahwa latihan yang dilakukan
berulang-ulang akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada pemahiran
keterampilan. Lebih lanjut dalam penelitian itu dilaporkan bahwa pengulangan
saja tidak cukup menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, namun diperlukan
umpan balik yang relevan yang berfungsi untuk memantapkan kebiasaan. Sekali
berkembang maka kebiasaan itu tidak pernah mati atau hilang.
Sementara itu, Gagne (1977)
berpendapat bahwa kondisi yang dapat mengoptimalkan hasil belajar keterampilan
ada dua macam, yaitu kondisi internal dan eksternal. Untuk kondisi internal
dapat dilakukan dengan cara (a) mengingatkan kembali bagian dari keterampilan
yang sudah dipelajari, dan (b) mengingatkan prosedur atau langkah-langkah
gerakan yang telah dikuasai. Sementara itu untuk kondisi eksternal dapat
dilakukan dengan (a) instruksi verbal, (b) gambar, (c) demonstrasi, (d)
praktik, dan (e) umpan balik.
Dalam melatihkan kemampuan
psikomotor atau keterampilan gerak ada beberapa langkah yang harus dilakukan
agar pembelajaran mampu membuahkan hasil yang optimal. Mills (1977) menjelaskan
bahwa langkah-langkah dalam mengajar praktik adalah
a.
Menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan.
b.
Menganalisis keterampilan secara rinci dan berutan.
c.
Mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan
penjelasan singkat dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk
kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan
bagian-bagian yang sukar
d.
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba
melakukan praktik dengan pengawasan dan bimbingan.
e.
Memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik.
Edwardes (1981) menjelaskan bahwa
proses pembelajaran praktik mencakup tiga tahap, yaitu :
a.
penyajian dari pendidik.
b.
Kegiatan praktik peserta didik.
c.
Penilaian hasil kerja peserta didik.
Guru harus menjelaskan kepada
peserta didik kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
tertentu. Kompetensi kunci adalah kemampuan utama yang harus dimiliki seseorang
agar tugas atau pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara benar dan hasilnya
optimal. Sebagai contoh, dalam memukul bola, kompetensi kuncinya adalah
kemampuan peserta didik menempatkan bola pada titik ayun. Dengan cara ini,
tenaga yang dikeluarkan hanya sedikit namun hasilnya optimal. Contoh lain,
dalam mengendorkan mur dari bautnya, kompetensi kuncinya adalah kemampuan
peserta didik memegang kunci pas secara tepat yakni di ujung kunci. Dengan cara
ini tenaga yang dikeluarkan untuk mengendorkan mur jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan pengendoran mur dengan cara memegang kunci pas yang tidak
tepat.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur
melalui:
(1). Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama
proses pembelajaran praktik berlangsung,
(2). Sesudah mengikuti pembelajaran,
yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
(3). Beberapa waktu sesudah
pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
Teknik
pengajaran untuk membentuk kemampuan psikomotorik peserta didik dapat
dipertimbangan melalui beberapa teknik pemberian
latihan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Latihan akan efisien apabila disediakan lingkungan
yang sesuai dimana mereka kelak
akan bekerja.
2) Latihan yang efektifhanya dapat diberikan jika
tugas-tugas yang diberikan memiliki
kesamaan operasional, dengan peralatan yang sama dan
dengan mesin-mesin yang
sama dengan yang akan dipergunakan di dalam kerjanya
kelak.
3) Latihan sudah dibiasakan dengan perilaku yang akan
ditunjukkan dalam pekerjaannya
kelak.
4) Latihan hanya dapat diberikan kepada kelompok
peserta yang memang memerlukan,
menginginkan dan sanggup memanfaatkannya.
5) Latihan akan efektif apabila pemberian latihan
berupa pengalaman khusus terwujud
dalam kebiasaan-kebiasaan yang benar.
6) Latihan diarahkan pada pencapaian kompetensi
(persyaratan minimal) yang harus dimiliki individu dapat melakukan/melaksanakan
suatu jabatan/pekerjaanakan suatu jabatan/pekerjaan.
RANAH
PSIKOMOTOR
|
UNJUK KERJA
|
METODE (CARA PENYAMPAIAN PESAN)
|
PERCEPTION & SET
|
membedakan, menunjukkan, memilih, menghubungkan
|
Ceramah, diskusi, tanya jawab
|
GUIDED RESPONSE
|
mengawali, bereaksi, mempersiapkan, menanggapi,
memprakarsai
|
Observasi,karya
wisata, simulasi
|
MECHANISM
|
mempraktikan, mengikuti, mengerjakan, membuat,
mencoba
|
Demonstrasi, ceramah
plus, drill method
|
COMPLEX RESPONSE
|
mengoperasikan, memasang,
mendemonstrasikan, mengerjakan
|
Ceramah plus,demonstrasi dan Latihan Keterampilan
|
ADAPTATION
|
mengoperasikan,
mendemonstrasikan, mengerjakan
|
Eksperimental, Method,
kerja lapangan
|
ORIGINATION
|
mengubah, mengadaptasikan, membuat
variasi, merancang, menciptakan, mendesain, merencanakan
|
Eksperimental, resitasi, project method, global (ganze method)
|
B. 5 Aspek Domain Psikomotor
Menurut Davc
(1970), klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi menjadi lima kategori, di
antaranya sebagai berikut;
• Peniruan
Tujuan
domain psikomotor ini terjadi ketika peserta didik mengamati suatu gerakan,
kemudian memberikan respon serupa dengan gerakan yang diamatinya tersebut.
Aspek domain ini pada umumnya bersifat global dan tidak sempurna.
• Manipulasi
Pada tingkat
manipulasi ini, peserta didik menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk,
sehingga dalam hal ini peserta didik tidak hanya meniru tingkah laku yang
diamatinya.
• Ketetapan
Pada tujuan
domain ini, peserta didi memerlukan ketelitian, proporsi, dan kepastian lebih
tinggi dalam penampilan yang ia tunjukkan.
• Artikulasi
Tujuan
domain ini mengacu pada koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan urutan yang
tepat hingga mencapai suatu hal yang diharapkan.
• Pengalamiahan
Pengalamiah
merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik. Dalam aspek
ini, peserta didik dituntut untuk melakukan suatu kegiatan secara rutin.
Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek domain psikomotor ini
merupakan pengajaran yang lebih mengorientasikan pada tingkah laku atau
pelaksanaannya.
Secara tidak
langsung, aspek psikomotorik ini berfungsi untuk meneruskan nilai yang terdapat
dalam aspek kognitif yang kemudian diinternalisasikan lewat afektif, sehingga
hal tersebut bisa diaplikasikan dalam bentuk yang nyata oleh domain
psikomotorik.
C. Beberapa Contoh Strategi Pembelajaran Psikomotor
Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah
penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai
beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya
inspirasi bagi pendengarnya.Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode
ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu.
Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika
bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Metode karya wisata adalah suatu pengajaran di lakukan dengan jalan
mengajak anak-anak keluar kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau
peristiwa yang ada hubungannya dengan bahan pelajaran. Metode karya wisata
dapat di pergunakan.
1.Apabila
pelajaran yang di maksudkan untuk memberi pengertian lebih jelas dengan alat
peraga langsung.
2.Apabila
akan membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap lingkungan dan tanah air, dan
menghargai ciptaan Tuhan.
3.Apabila akan
mendorong anak mengenal lingkungan dengan baik.
Saran-saran
pelaksanaannya :
Hendaknya
tujuan pelajaran di rumuskan dengan jelas, sehingga kelihatan wajar tidaknya
metode ini di pergunakan.
Hendaknya di
selidiki terlebih dahulu objek yang akan di tuju dengan memperhatikan hal-hal
yang sekiranya akan menjadi kesulitan.
Hendaknya di
jelaskan terlebih dahulu tujuan metode karya wisaya dan di siapkan
pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka jawab.
Metode Demontrasi
Metode demontrasi
adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan
kepada semua siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang di
pelajari baik sebenarnya atau tiruan, yang di sertakan dengan penjelasan
lisqan. (Sudirman, 1988, hal. 133).Metode ini baik di gunakan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses
mengatur sesuatu, proses menggunakan atau mengerjakan, komponen-komponen yang
membentuk sesuatu dan membandingkan satu cara dengan yang lain, dan untuk
mengetahui atqau melihat kebenaran sesuatu.
Metode ini
efektif apabila mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.
Setaip
langkah dari demontrasi harus bisa di lihat jelas oleh siswa.
2.
Semua
penjelasan secara lisan, hendaknya dapat di dengar oleh semua siswa.
3.
Anak-anak
harus tahu apa yang sedang mereka amati.
4.
Demontrasi
harus di rencanakan dengan teliti.
5.
Guru sebagai
demonstrator harus mengerjakan tugasnya dengan lancar dan efektif.
6.
Demontrasi
di laksanakan pada waktu yang tepat.
7.
Berikan
kesempatan pada anak-anak untuk melatih mengenai apa yang pernah mereka amati.
8.
Sebelum
demontrasi di mulai hendaklah semua alat tersedia.
9.
Sebaiknya
demontrasi di mulai / di sertai ringkasannya di papan tulis.
10. Jangan
melupakan tujuan pokok.
11. Jika di
perkirakan demontrasi itu sulit, sebelumnya supaya di coba terlebih dahulu.
12. Perlu adanya
laporan tentang hasil demontrasi ini.
Dengan
menggunakan metode ini siswa-siswi dapat mengamati secara teliti dan seksama
serta dengan penuh perhatian dan partisipasi terhadap apa yang telah di berikan
oleh guru sehingga mereka dapat mengaktualisasikannya dalam kehidupannya.
Metode
Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan
mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan,
fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode
latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis
pada peserta didik.
1.Kelebihan metode pelatihan
-Ketegasan
dan ketrampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari
Seorang
siswa benar-benar memehami apa yang disampaikan
2.Kelemahan metode pelatihan
-Dalam
latihan sering terjadi cara-cara atau gerak yang tidak berubah sehingga
menghambat bakat dan inisiatif siswa
-Sifat atau
cara latihan kaku atau tidak fleksibel maka akan mengakibatkan penguasaan
ketrampilan melalui inisiatif individu tidak akan d
Metode Kerja Lapangan
Metode kerja
lapangan merupakan metode mengajar dengan mengajak siswa kedalam suatu tempat
diluar sekolah yang bertujuan tidak hanya sekedar observasi atau peninjauan
saja, tetapi langsung terjun turut aktif ke lapangan kerja agar siswa dapat
menghayati sendiri serta bekerja sendiri didalam pekerjaan yang ada dalam
masyarakat.
1.Kelebihan metode kerja lapangan
-Siswa
mendapat kesemmpatan untuk langsung aktif bekerja dilapangan sehingga
memperoleh pengalaman langsung dalam bekerja
-Siswa
menemukan pengertian pemahaman dari pekerjaan itu mengenai kebaikan maupun
kekurangannya
2.Kelemahaan metode kerja lapangan
-Waktu
terbatas tidak memungkinkan memperoleh pengalaman yang mendalam dan penguasaan
pengetahuan yang terbatas
-Untuk kerja
lapangan perlu biaya yang banyak. Tempat praktek yang jauh dari sekolah shingga
guru perlu meninjau dan mepersiapkan terlebih dahulu
-Tidak
tersedianya trainer guru/pelatih yang ahli
Metode pemberian
tugas belajar
Metode pemberian
tugas belajar (resitasi) sering di sebut metode pekerjaan rumah adalah metode
di mana murid di beri tugas khusus di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan
metode ini anak –anak mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tapi dapat di
kerjakan juga di perpustakaan, di laboratorium dan lain sebagainya untuk dapat
di pertanggung jawabkan kepada guru.
Metode
resitasi tepat di pergunakan :
1. Apabila guru
mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah di terima anak lebih lengkap.
2. Untuk dapat
mengaktifkan anak-anak mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca
sendiri, mengerjakan soal sendiri dan mencoba mempraktikkan pengetahuannya.
3. Metode ini
memotivasi anak-anak untuk lebih aktif dan rajin.
Saran-saran
pelaksananannya :
1. Tugas yang
di berikan harus jelas, sehingga anak mengerti benar apa yang harus di
kerjakan.
2. Waktu untuk
menyelesaikan tugas harus cukup.
3. Hendaknya di
adakan kontrol (pengawasan) yang sistematis, sehingga mendorong anak bekerja
sungguh-sungguh.
Bahan tugas
yang di berikan kepada anak-anak, hendaknya bersifat :
1. Menarik
perhatian anak-anak.
2. Mendorong
anak-anak untuk mencari, mendalami, mengalami dan menyampaikan.
3. Anak-anak
mempunyai kesanggupan untuk menyelesaikannya (setaraf dengan kemampuan anak).
4. Di samping
praktis juga harus ilmiah.
Dengan
menggunakan metode ini siswa-siswi dapat melatih diri untuk bertanggung jawab
terhadap tugas yang di berikannya. Tugas yang di berikan kepadanya itu dapat
secara individual dan dapat secara berkelompok (klasik).Dalam menggunakan
metode pemberian tugas ini ada tiga tahapan yang harus di lalui oleh guru terhadap
siswa : Mula-mula murid di beri tugas yang harus di selesaikan (membaca tex
book) melakukan eksperimen, observasi dan sebagainya, kemudian mempertanggung
jawabkan atas tugas itu terhadap guru untuk memeriksa apakah tugas itu di
lakukan atau tidak, guru melaksanakan pertanyaan atau tes.
0 komentar:
Post a Comment