Ini Masih Hangat :
Selamat datang di Blogku Dududth Blog | Jangan Lupa berkunjung Ke Website Baru saya ya, ayo ayo :D jangan lupa dibaca juga loh di Bahrul.com | Dijamin gak rugi kok. Jangan lupa ya kunjungi website saya yang Bahrul.com | Thanks kaka :)

Wednesday, 4 March 2015

Teknik Tes dan Non-tes Evaluasi Pembelajaran



Teknik Tes dan Non-tes Evaluasi Pembelajaran
1.        TEKNIK TES
a.       Pengertian Tes
Istilah tes berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piring atau jambangan dari tanah liat. Kemudian dipergunakan dalam lapangan psikologi dan digunakan sebagai metode psikologi, yaitu  suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah. Abu Muhammad dalam website www.moudir.commengatakan
الاختبار هو عملية منظمة لقياس عينة من سلوك الطالب (نتاجات التعلم) وتقييم هذا السلوك حسب
معايير وأعراف معينة
S. Hamid Hasan (1988) menjelaskan bahwa tes adalah alat pengumpulan data yang dirancang secara khusus. Kekhususan tes dapat terlihat dari konstruksi butir (soal) yang dipergunakan. Sedangkan Conny Semiawan S. (1986) mengemukakan tes adalah alat pengukur untuk menetapkan apakah berbagai faset dari kesan yang kita perkirakan dari seseorang adalah benar merupakan fakta, juga adalah cara untuk menggambarkan bermacam-macam faset ini seobjektif mungkin.
Dalam konteks pengukuran dan penilaian, tes dapat diartikan sebagai teknik atau instrument pengukuran yang menggunnakan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab, atau tugas yang harus dilakukan secara sengaja dalam suatu kondisi yang dirancang secara khusus untuk mengetahui potensi, kemampuan dan ketrampilan peserta didik sehingga menghasilkan data atau skor yang dapat diinterpretasikan. Dengan mencermati pengertian ini dapat ditegaskan bahwa dalam teknik atau instrument ini adalah:
a.       Ada serangkaian pertanyaan atau tugas yang harus direspon,
b.      Ada situasi yang sengaja dikondisikan,
c.       Diberikan kepada peserta didik, individual atau kelompok, dan
d.      Respon tersebut dideskripsikan secara kuantitatif untuk diinterpretasikan.

b.      Macam-macam Tes
Sebagai instrumen pengukuran, tes mempunyai berbagai macam jenis dengan berbagai sudut pandang. Heaton (1988) membagi tes menjadi empat bagian, yaitu tes prestasi belajar (achievement test), tes penguasaan (proficiency test), tes bakat (aptitude test) dan tes diagnostic (diagnostic test). Dalam bidang psikologi tes diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu:
1.      tes intelegensia umum yaitu tes untuk mengukur kemampuan umum seseorang,
2.      tes kemampuan khusus, yaitu tes untuk mengukur kemampuan potensi dalam bidang tertentu,
3.      tes prestasi belajar yaitu tes untuk mengukur kemampuan actual sebagai hasil belajar dan
4.       tes kepribadian yaitu tes untuk mengukur karakteristik pribadi seseorang.
Berdasarkan jumlah peserta didik tes, tes hasil belajar ada dua jenis yakni tes kelompok dan tes individu. Dan berdasarkan pembuatnya tes dibedakan menjadi tes baku dan tes non-baku. Tes baku yakni suatu tes yang telah distandarkan atau disusun secara cemat oleh seseorang atau tim ahli penyusun tes melalui uji coba berkali-kali sehingga tes tersebut telah memiliki mutu yang tinggi. Sedangkan tes non-baku adalah tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tersebut.
Dalam pembahasan ini secara khusus akan dibahas tes sebagai alat pengukuran hasil belajar, yakni tes subjektif dan tes objektif. Tes subjektif pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti: uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan dan sebagainya.
Tes esai (subjektif) dibedakan menjadi dua, yakni tes esai jawaban singkat atau uraian terbatas dan tes esai jawaban panjang/luas. Tes esai jawaban singkat menuntut siswa memberikan jawaban yang telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan bisa dari tiga segi, yakni (a) ruang lingkupnya, (b) sudut pandang jawaban, (c) indicator-indikatornya. Seperti;
a.       Coba saudara jelaskan tiga factor penyebab pertumbuhan penduduk!
b.      Apa makna NKKBS ditinjau dari aspek jumlah anak dalam suatu keluarga?
c.       Bagaimana hubungan pertumbuhan penduduk dengan kualitas hidup manusia dalam hal ekonomi, pendidikan, dan kesehatan?
Tes esai jawaban panjang/luas menuntut jawaban berupa uraian yang panjang, tidak dibatasi dan peserta didik bebas mengemukakan pendapatnya sendiri sesuai kemampuannya. Seperti;
-          Sebut dan jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan di Indonesia!
-          Jelaskan bagaimana pelaksanaan pembangunan politik di Indonesia dan bagaimana kaitannya dengan pembangunan di sektor-sektor yang lain?
-          Mengapa Pancasila dijadikan sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat?
Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian jawaban panjang (bebas) ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk;
a.       Menungkapkan pandangan peserta didik terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas dan intensitasnya,
b.      Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak ada satu pun jawaban yang pasti,
c.       Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segi atau dimensinya.
Dalam penilaian tes esai uraian jawaban panjang seorang guru mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban dari peserta didik.
Sedangkan tes objektif adalah tes yang menuntut siswa untuk memilih beberapa kemungkinan jawaban yang telah tersedia dan/atau memberi jawaban singkat atau mengisi titik-titik di tempat yang tersedia. Disebut objektif karena penilaiannya objetif, siapapun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti.
Soal-soal tes objektif dikenal ada beberapa bentuk, yakni; jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan dan pilihan ganda. Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau symbol dan jawabannya hanya dapat dinilai benar atau salah. Ada dua bentuk soal jawaban singkat, yaitu bentuk perrtanyaan langsung dan bentuk pertanyaan tidak langsung.Contoh soal pertanyaan langsung seperti;
a.       Siapa nama pencipta computer?
b.      Apa nama papan ketik dalam computer?
c.       Apa nama alat pencetak data atau program dalam computer?
Sedangkan contoh pertanyaan tidak langsung seperti;
a.       Tempat sampah daur ulang dalam computer disebut . . .  .
b.      Program dan data dapat disimpan dalam . . . .  atau . . . .
c.       Fungsi utama mouse adalah untuk meletakkan . . . . dan memilih . . .
Bentuk soal benar-salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pernyataan. Sebagian dari pernyataan itu merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi merupakan pernyataan yang salah. Pada umunnya bentuk soal benar-salah dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa tentang fakta, definisi dan prinsip. Contoh;
B – S   : Danau Toba di Sumatra Utara dari segi pembentukannya merupakan danau     tektonik
B – S   : Nitrogen membantu pembakaran
B – S   : Berat satu liter air adalah 100 gram.
Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang parallel. Kedua kelompok ini berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soal yang harus dicari jawabannya. Jumlah soal sama dengan jumlah jawabannya, tetapi sebaiknya jumlah jawaban lebih banyak dari pada jumlah soal hal ini mengurangi kemungkinan siswa menjawab betul dengan hanya menebak. Contoh;
Kelompok A   Kelompok B
1.      Kekurangan vitamin C
2.      Kekurangan vitamin B kompleks
3.      Kekurangan vitamin B1
4.      Kekurangan vitamin A  

1.      Penyakit rabun ayam
2.      Sariawan
3.      Penyakit gondok
4.      Penyakit rakhitis
5.      Penyakit beri-beri
6.      Pertumbuhan badan lambat

Dan bentuk terakhir dari bentuk tes objektif adalah tes pilihan ganda. Bentuk soal tes pilihan ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok perrsoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan (statement) yang belum sempurna yang sering disebut stem.Sedangkan pilihan jawaban yang berbentuk perkataan, bilangan atau kalimat disebut dengan option, pilihan jawaban yang terdiri atas jawaban yang benar atau paling benar dinamakan kunci jawaban dan jawaban yang memungkinkan jawaban salah dinamaka pengecoh (distractor). Seperti contoh;
Mahkamah Internasional Perserikatan Bangsa-bangsa berkedudukan di kota . . .
a.       Jenewa
b.      Den Haag
c.       London
d.      New York.
Bentuk soal di atas dinamakan stem, sedangkan pilihan jawab point a – d dinamakan option, point a dinamakan kunci jawaban dan point b – d dinamakan pengecoh (distractor).[15]
2.        TEKNIK NON TES
Proses evaluasi yang hanya mengandalkan teknik dan instrument tes sangat tidak memadai. Untuk memungkinkannya pengukuran dan penilaian yang komprehensif teknik dan instrumen berbentuk non-tes dapat berperan secara efektif, terutama untuk pengukuran ranah afektif dan psikomotorik, walaupun disadari bahwa penggunaan teknik ini dalam evaluasi pendidikan masih sangat terbatas. Yang dimaksud instrument non-tes dalam hubungan ini adalah serangkaian pertanyaan, pernyataan atau stimulus lain yang harus direspon peserta didik atau yang membutuhkan respon mereka dalam situasi yang tidak atau kurang dibakukan, untuk mengukur aspek-aspek tingkah laku peserta didik yang terkait dengan tujuan pembelajaran dan pendidikan. Dalam hal ini akan dipaparkan instrument non-tes yaitu; wawancara, observasi, angket dan skala.
a.      Wawancara
Sebagai alat penilai, wawancara dapat digunakan untuk menilai hasil dan proses belajar. Kelebihan wawancara ialah bisa kontak langsung dengan siswa sehingga dapat menungkapkan jawaban secara lebih bebas dan  mendalam. Lebih dari itu, hubungan dapat dibina lebih baik sehigga siswa bebas mengemukakan pendapatnya.
Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara berstruktur dan wawancara bebas (tak berstruktur). Dalam wawancara berstruktur kemungkinan jawaban telah disiapkan sehingga siswa tinggal mengkategorikannya kepada alternative jawaban yang telah dibuat. Keutungannya ialah mudah diolah dan dianalisis untuk dibuat kesimpulan.
Sedangkan pada wawancara bebas, jawaban tidak perlu disiapkan sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya. Keuntungannya ialah informasi lebih padat dan lengkap sekalipun kita harus bekerja keras dalam menganalisisnya sebab jawabannya bisa beraneka ragam.

b.      Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Dalam observasi guru tidak perlu mengadakan komunikasi langsung dengan siswa. Observasi dapat dilakukan pada berbagai tempatmisalnya di kelas pada waktu pelajaran, di halaman sekolah pada waktu bermain – main, di lapangan pada waktu murid olah raga, upacara, perayaan, di rumah pada waktu senggang, pada tempat karya wisata ( pada waktu mereka mengadakan karya wisata ke situs sejarah ) dll.

a.       Observasi sebagai teknik penilaian harus memiliki sifat – sifat tertentu yaitu :
1.      Harus dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
2.      Direncanakan secara sistematis.
3.      Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
4.      Dapat diperiksa validitas, realibilitas, dan ketelitiannya.
b.      Pengamatan menurut cara dan tujuannya dapat dibedakan menjadi :
1.      Pengamatan partisipatif – non partisipatif.
Dikatakan partisipatif, jika guru yang mengamati itu benar – benar turut mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan siswa – siswanya.
2.      Pengamatan sistematis – non sistematis.
Dikatakan sistematis, jika sebelum dilaksanakan telah disusun berdasarkan kategori nilai yang hendak di amati.
3.      Pengamatan eksperimental.
Dikatakan eksperimental jika pengamatan dilakukan secara non partisipatif, tetapi sistematis untuk mengetahui perubahan – perubahan atau gejala – gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja diadakan.
c.       Angket dan Inventori
Angket dan inventori memiliki berbagai kesamaan dan juga perbedaan. Angket atau juga di sebut kesioner ( questionnaire ) dapat diartikan sebagai suatu daftar pertanyaan tertulis yang rinci dan lengkap yang harus dijawab atau dilengkapi oleh responden ( peserta didik ) tentang pribadinya atau hal – hal yang diketahuinya. Angket merupakan alat pengumpul data yang efektif untuk mengetahui berbagai hal tentang peserta didik, seperti pengalaman, pendapat, sikap, minat, kebiasaan dan sebagainya. Jika dikembangkan dengan baik, dan ada hubungan yang baik, antara guru dengan peserta didik, angket dapat menghasilkan informasi yang objektif.
Sedangkan inventori adalah suatu alat ukur swa-respon yang berusaha menemukan atau menggali apa yang disebut oleh Stanley sebagai “ the nature of stock-taking” dari peserta didik, baik berupa pengetahuan, kemampuan maupun keadaan diri mereka. Berbeda dengan angket yang dapat direspon oleh orang lain, inventori harus direspon oleh peserta didik yang bersangkutan. Inventori berusaha menemukan “status” individu dalam berbagai karakteristik personal, dalam bentuk self-refort. Karena itu, subjektivitasnya mungkin sangat besar, meskipun tidak harus dikonotasikan bahwa subjektivitas adalah kekurangan dan kelemahan.
Dalam hal ini Stanley menyarankan 2 metode teknis untuk mengantisipasi masalah ini :
1.      Memberikan inventori dua kali dengan interval waktu yang dekat, serta item-itemnya telah ditata ulang. Semakin tinggi indeks korelasi antara dua skor yang diperoleh, semakin kecil kemungkinan subjektivitas tersebut ; dan
2.      Selain menggunakan inventori, perlu dipadukan skala kejujuran, seperti tes kuder yang memiliki V-scales. Perbedaan yang adalah bila angket, banyak yang dibuat atau dikembangkan oleh guru sendiri, kebanyakan inventori merupakan alat ukur baku. Diantara inventori yang telah dikembangkan dan dibakukan adalah : inventori minat seperti kuder form DD occupational interest inventory, kuder form E general interest survey, minessota vocational interest inventory, strong-champbell interest inventory dan vocational preference inventory ; dan inventori kepribadian, seperti minessota multhipasic personality inventory ( MMPI ), California psychological inventory ( CPI ), eysenck personality inventory ( EPI ), Gordon personal inventory, omnibus personality inventory ( OPI ) dan thorndike dimensions of temperament ( TDOT ).         

c.       Skala
Adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat dan perhatian, dll. Yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan criteria yang ditentukan.
1.      Skala penilaian
Mengukur penampilan atau prilaku orang lain oleh seseorang melalui pernyataan prilaku individu pada suatu titik continuum atau suatau kategori yang bermakna nilai. Titik atau kategori yang diberi nilai rentangan mulai dari yang tertinggi sampai terendah.
2.      Skala sikap
Digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap juga dapat diartikan reaksi seseorang terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi dan konasi. Kognisi berkenanaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek atau stimulus yang dihadapinya, afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecendrungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu, misalnya sikap siswa terhadap mata pelajaran, sikap mahasiswa terhadap pendidikan politik, atau sikap guru terhadap profesinya.

0 komentar:

Post a Comment