Pembelajaran
Kooperativ Tipe Teams Games Tournamens (TGT)
a.
Pengertian TGT
Menurut Saco, 2006
(dalam Rusman, 2011: 224) dalam teams game tournament murid
memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi
tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa
pertanyaan-pertanyaan yang berkaian dengan materi pelajaran. Kadang-kadang juga
dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas
kelompok mereka).
Permainan dalam teams game tournament dapat berupa
pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap
murid, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan
berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen
harus memungkinkan semua murid dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk
menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar,
dan soal yang lebih muda untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimasudkan agar
semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang
dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif
atau dapat pula sebagai reviuw materi pembelajaran.
Teams Game Tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan murid
dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang murid yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru
menyajikan materi, dan murid bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam
kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan
dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota
kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok
yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya.
Sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Menurut Slavin (dalam
Rusman, 2011:225) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe teams game tournament terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahapan
penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams),
permainan (games), pertandingan (tournament), dan
penghargaan kelompok (teams
recognition).
Menurut
Slavin (2009: 166-167) “pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah
tahapan yaitu : Presentasi di kelas, tim (teams), permainan (games),
pertandingan (tournaments), dan perhargaan kelompok ( team
recognition)”.
1) Presentasi Kelas
Dalam
presentasi kelas guru memperkenalkan materi pembelajaran yang diberikan secara
langsung atau mendiskusikan dalam kelas. Guru dalam hal ini berperan sebagai
fasilitator. Pembelajaran mengacu pada apa yang disampaikan oleh guru agar
nantinya dapat membantu siswa dalam mengikuti games dan turnamen.
2) Teams
Siswa
bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan kemampuan
akademik, jenis kelamin, dan ras / suku yang berbeda. Setelah guru
menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengan menggunakan
LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling
memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.
3) Permainan (games
tournaments)
Dalam
permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya.
Siswa yang mewakili kelompoknya, masing – masing ditempatkan dalam meja – meja
turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan
agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Alur penempatan peserta turnamen
menurut Slavin (2009:168) dapat dilihat pada Gambar dibawah ini
Gambar Alur Penempatan Peserta pada TGT
.
Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen.
Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu
permainan dimulai dengan membagikan kartu – kartu soal untuk bermain (kartu
soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci
tidak terbaca).
Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan
sebagai berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca
soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang
undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada
pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang
diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan
penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu
untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya
yang akan ditanggapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal
akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab
benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.
Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja.
Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis
dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap
peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain,
dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali – kali dengan syarat
bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain,
penantang, dan pembaca soal.
Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca
soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan
jawaban pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain
dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa
poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Setiap pemain
kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua
kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya
pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang
diterima oleh kelompoknya.
4) Penghargaan kelompok (team
recognition)
Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan
pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan. Lembar
penghargaan dicetak dalam kertas HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan
kepada tim yang rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.
Untuk turnamen pertama, guna menempatkan murid
pada “tournaments table” dengan pengaturan beberapa murid berkemampuan tinggi
dan tiap-tiap kelompok pada meja I, murid berkemampuan sedang pada meja II dan
III kemudian murid berkemampuan rendah pada meja IV.
Setelah turnamen
selasai dan dilakukan penilaian, guru melakukan pengaturan kembali
kedudukan murid pada tiap
meja turnamen, kecuali pemenang meja tertinggi (meja I). Pemenang dari setiap
meja dinaikkan atau digeser satu tingkat ke meja yang lebih tinggi tingkatanya
dari murid yang mendapat skor yang terendah pada setiap meja turnamen selain
pada meja terendah rendah tingkatannya
(meja IV) diturunkan satu tingkat ke meja yang lebih rendah tingkatannya. Pada
akhirnya mereka akan mengalami kenaikan atau penurunan sehingga mereka akan
sampai pada meja yang sesuai dengan kinerja mereka.
Setelah
pertandingan pertama, murid mengubah posisi atau meja pertandingannya sesuai
dengan hasil pertandingan sebelumnya. Pemenang dari tiap-tiap meja akan
berpindah pada meja pertandingan yang lebih tinggi selanjutnya, misalnya dari
meja IV ke meja III. Pemenang kedua menempati meja pertandingan sebelumnya, sedangkan
murid dengan skor terendah dari tiap-tiap meja akan berpindah ke meja yang
lebih rendah di bawahnya, maka akan berusaha untuk berpindah lagi ke meja yang
lebih tinggi.
5. Pengakuan Kelompok (Teams Recognition)
Pengakuan kelompok
dilakukan dengan memberi penghargaan berupa hadiah atau sertifikat atas usaha
yang telah dilakukan kelompok selama belajar sehingga mencapai criteria yang
telah disepakati bersama.
Ada tiga
penghargaan yang dapat diberikan dalam penghargaan tim. Penghargaan tim dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Penghargaan Tim
Kriteria
(rata-rata)
|
Penghargaan
|
40
45
50
|
Tim Baik
Tim Sangat Baik
Tim Super
|
Slavin, 2008 (dalam
Tukiran Taniredja, 2012:70)
b. Langkah-langkah dan Aktivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah dan
aktivitas pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)
adalah sebagai berikut:
1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT mengikuti urutan
sebagai berikut: pengaturan klasikal; belajar kelompok; turnament akademik;
penghargaan tim dan pemindahan atau bumping.
2. Pelajaran diawali dengan memberikan pelajaran, selanjutnya diumumkan kepada
semua murid bahwa akan melaksanankan pembelajaran kooperatif tipe TGT dan murid
diminta memindahkan bangku untuk membentuk meja tim. Kepada murid diasampaikan
bahwa mereka akan bekerja sama dengan kelompok
belajar selama beberapa pertemuan, mengikuti turnamen akademik untuk memperoleh
poin bagi nilai tim mereka serta diberitahukan tim yang mendapat nilai tinggi
akan mendapat penghargaan.
3. Kegiatan dalam turnamen adalah persaingan pada meja turnamen dari 3-4 murid
dari tim yang berbeda dengan kemampuan setara. Pada permulaan turnamen
diumumkan penetapan meja bagi murid. Murid diminta mengatur meja turnamen yang
ditetapkan. Nomor meja turnamen bisa diacak. Setelah kelengkapan dibagikan
dapat dimulai kegiatan turnamen. Bagan dari peraturan permainan dengan 3 murid
dalam satu meja ternamen dapat dilihat dari bagan di bawah ini:
Gambar 2.3 Putaran Permainan
4. Pada akhir putaran pemenang mendapat satu kartu bernomor, penantang yang
kalah mengembalikan perolehan kartunya bila sudah ada namun jika pembaca kalah
tidak diberikan hukuman. Penskoran didasarkan pada jumlah perolehan kartu,
misalkan pada meja turnamen terdiri dari 3 murid yang tidak seri, peraih nilai
tertinggi mendapat skor 60, kedua 40 dan ketiga 20.
5. Dengan model mengutamakan kerja kelompok dan kemampuan menyatukan
intelegensi murid yang berbeda-beda akan dapat membuat murid mempunyai nilai
dari segi kognitif, efektif dan psikomotor secara merata satu murid dengan
murid lain.
c. Kegiatan murid dalam pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournaments (TGT)
Kegiatan murid
dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)
antara lain:
1. Pada awal pertemuan, membentuk kelompok kecil dengan anggota 4-5 orang.
2. Mempelajari materi yang diberikan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3. Bekerjasama memadukan kemampuan untuk saling mengisi, saling membantu guna
mengerjakan tugas belajar yang dibagikan guru.
4. Menjelaskan dan menyatuhkan serta melengkapi pendapatnya dengan dasar-dasar
pemikiran yang rasional.
d. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournaments (TGT)
Kelebihan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournaments(TGT) adalah :
1. Dalam kelas kooperatif murid memiliki kebebasan untuk berintraksi dengan
menggunakan pendapat;
2. Rasa percaya diri murid menjadi lebih tinggi;
3. Perilaku mengganggu terhadap murid lain menjadi lebih kecil;
4. Motivasi murid lebih bertambah;
5. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap pokok bahasan pembelaan Negara;
6. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi, antara murid dengan murid
dan antara murid dengan guru;
7. Murid dapat menelaah sebuah mata pelajatan atau pokok bahasan bebas
mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi yang ada dalam diri murid
tersebut dapat keluar, selain itu kerjasama antar murid juga murid dengan guru
akan membuat intraksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak membosankan.
Kekurangan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournamens(TGT) adalah:
1. Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua murid ikut serta
menyumbangkan pendapatnya;
2. Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran;
3. Kemungkinan terjadinya kegaduhan kalau guru tidak dapat mengelolah kelas.
(Tukirman Taniredja, 2012:72-73)
Sedangkan menurut
Trianto, (2009:84) langkah-langkah pembelajaranTeams Games Tournamen (TGT) secara runut implementasinya TGT terdiri dari 4
komponen utama, antara lain: (1) Presentasi guru (sema dengan STAD); (2)
Kelompok belajar (sama dengan STAD); (3) Ternamen; dan (4) Pengalaman kelompok.
1. Guru menyiapkan:
2. Murid dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang)
3. Guru mengarahkan aturan permainannya.
Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut. Seperti pada model STAD, pada TGT murid
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran
menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyiapkan pelajaran,
dan kemudian murid bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh murd dikenal
kuis, pada waktu kuis ini mereka tidak dapat saling membantu.
Guru yang kurang
cerdas dalam mengelolah kelas dan murid akan menjadi penyebab kegagalan metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT sebab dibutuhkan kecerdasan emosi untuk
memotivasi murid dalam mengaktualisasikan diri dan mengelolah waktu dengan
sebaik mungkin.
Berdasarkan apa
yang diungkapkan oleh slavin dalam (Rusman, 2011:225), maka model pembelajaran
kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Murid bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil;
2. Games tournament;
3. Penghargaan
kelompok.
Ciri khas yang
membedakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan metode pembelajaraan kooperatif
lainnya adalah adanya turnamen yang mempertandingkan antar kelompok. (Tukirman
Taniredja, 2012:73)
e. Prosedur tipe
TGT yang efektif
Menurut Slavin dalam Wina Sanjaya (2006: 248) adapun prosedur dalam model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Prosedur
Pembelajaran tipe TGT.
Fase Pembelajaran
|
Tingkah laku guru
|
Tingkah laku murid
|
Fase 1
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi murid.
Fase 2
Menyampaikan
informasi atau materi pelajaran.
Fase 3
Mengorganisasikan
murid kelompok belajar.
Fase 4
Membimbing
kelompok belajar dan melakukan turnamen.
Fase 5
Melakukan
permainan
Fase 6
Evaluasi
Fase 7
Memberikan
penghargaan
|
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
tersebut dan memotivasi murid belajar.
Guru
menyampaikan informasi atau materi pada murid dengan cara demonstrasi atau
lewat bahan bacaan.
Guru
menjelaskan pada murid bagaimana cara membentuk kelompok agar melakukan
transisi dalam belajar.
Guru
membimbing kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas bersama serta memandu
murid.
Memainkan
permainan sesuai dengan struktur pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Guru
mengevaluasi hasil belajar murid, menentukan skor individual dan kemajuannya
serta menentukan skor rata-rata kelompok.
Guru
menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok.
|
Kesiapan murid
dalam menerima materi pelajaran
Memperhatikan
informasi atau materi yang disampaikan oleh guru
Murid harus
memahami cara pembentukan kelompok dalam turnamen.
Meningkatkan
kedisiplinan, rasa tanggung jawab, dan tutor sebaya dalam kelompok.
Mematuhi
segala peraturan permainan dalam turnamen.
Murid
memperhatikan
hasil skor
yang dimiliki oleh tiap individu dan kelompok.
Menerima hasil
keputusan baik nilai individu maupun kelompok.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa Ranah psikomotor
merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.dan semua bertujuan untuk membentuk
manusia seutuhnya dengan keseimbangan jasmani, ruhani, dan akal.
B. Saran
Bagi
siswa di harapkan mampu memahami lebih dalam tentang psikomotorik dan teams
games tournament serta siswa dapat meningkatkan pola pikir psikomotorik yang
lebih baik.
Daftar Pustaka
-. 2010. “Memahami Pengertian Kognitif
Afektif Psikomotorik”. (online) http://www.anneahira.com/pengertian-kognitif-afektif-psikomotorik.html.
Diakses 20 Februari
2014.
-. 2011. “COOPERATIVE
LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)”. (online) http://fahreena.wordpress.com/2011/05/31/213/#more-213.
Diakses 25 Februari 2014.
Ariant,
Abas. 2012. “Definis Kognitif,
Afektif, dan Psikomotorik”. (online) http://abazariant.blogspot.com/2012/10/definisi-kognitif-afektif-dan-psikomotor.html.
Diakses 20 Februari 2014.
Kejar,
Kadding. 2013. “PTK Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Teams
Game Tournament (TGT) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Bagi Murid Kelas
IV SDN 131 Pincepute Kec.Malangke Kabupaten Luwu Utara”. (online) http://kadding.blogspot.com/2013/01/ptk-penerapan-model-pembelajaran.html. Diakses 9 Maret 2014.
Zunaedi, Ahmad.
2013. “Strategi Pembelajaran Psikomotorik” (online) http://zoenaidi230493.blogspot.com/2013/05/peralatanmengelas-dunia-permesinan-yang.html.
Diakses 20 februari 2014.
0 komentar:
Post a Comment