Ini Masih Hangat :
Selamat datang di Blogku Dududth Blog | Jangan Lupa berkunjung Ke Website Baru saya ya, ayo ayo :D jangan lupa dibaca juga loh di Bahrul.com | Dijamin gak rugi kok. Jangan lupa ya kunjungi website saya yang Bahrul.com | Thanks kaka :)

Wednesday 4 March 2015

Materi Belajar dan Pembelajaran Psikomotorik



BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya
Secara filosofis, cooperative learning didasari oleh pembelajaran gotong royong. Hal ini berlandaskan falsafah homo homini socius, atau manusia adalah makhluq sosial. Sehingga kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup.
Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang dikaruniai akal telah membukakan jalan baginya dalam beberapa hal. Seperti telah diungkapkan Plato dalam mendefinisikan hakekat manusia yang antara lain; memperoleh pengetahuan, memperoleh reputasi, dan memperoleh materi. Oleh karena itu sebagai manusia tidak dapat terlepas dari kodratnya sebagai mahluk sosial. Dimana hidup bermasyarakat adalah suatu keharusan bagi manusia, sebab segala bentuk aktivitas manusia akan bersinggungan langsung dengan masyarakatnya dimana ia tinggal.
B.     Perumusan Masalah :
1.      Apa itu Psikomotorik ?
2.      Apa 5 Aspek Domain Psikomotorik ?
3.      Apa contoh Starategi Pembelajaran Psikomotorik ?



C.    Tujuan :
1.      Mengathui apa itu Psikomotorik ?
2.      Mengetahui apa 5 Aspek Domain Psikomotorik ?
3.      Mengetahui apa contoh Starategi Pembelajaran Psikomotorik ?

















BAB II
Pembahasan
A.    Psikomotorik
                 Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
                 Dari uraian diatas, masih ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai psikomotorik. Diantaranya adalah :
Menurut Ebel (1972), ada kaitan erat antara tujuan yang akan dicapai, metode pembelajaran, dan evaluasi yang akan dilaksanakan. Oleh karena ada perbedaan titik berat tujuan pembelajaran psikomotor dan kognitif maka strategi pembelajarannya juga berbeda. Menurut Mills (1977), pembelajaran keterampilan akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil mengerjakan (learning by doing). Leighbody (1968) menjelaskan bahwa keterampilan yang dilatih melalui praktik secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan atau otomatis dilakukan. Sementara itu Goetz (1981) dalam penelitiannya melaporkan bahwa latihan yang dilakukan berulang-ulang akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada pemahiran keterampilan. Lebih lanjut dalam penelitian itu dilaporkan bahwa pengulangan saja tidak cukup menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, namun diperlukan umpan balik yang relevan yang berfungsi untuk memantapkan kebiasaan. Sekali berkembang maka kebiasaan itu tidak pernah mati atau hilang.

Sementara itu, Gagne (1977) berpendapat bahwa kondisi yang dapat mengoptimalkan hasil belajar keterampilan ada dua macam, yaitu kondisi internal dan eksternal. Untuk kondisi internal dapat dilakukan dengan cara (a) mengingatkan kembali bagian dari keterampilan yang sudah dipelajari, dan (b) mengingatkan prosedur atau langkah-langkah gerakan yang telah dikuasai. Sementara itu untuk kondisi eksternal dapat dilakukan dengan (a) instruksi verbal, (b) gambar, (c) demonstrasi, (d) praktik, dan (e) umpan balik.

Dalam melatihkan kemampuan psikomotor atau keterampilan gerak ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran mampu membuahkan hasil yang optimal. Mills (1977) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam mengajar praktik adalah
a.       Menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan.
b.      Menganalisis keterampilan secara rinci dan berutan.
c.       Mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan penjelasan singkat dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang sukar
d.      Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba melakukan praktik dengan pengawasan dan bimbingan.
e.       Memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik.

Edwardes (1981) menjelaskan bahwa proses pembelajaran praktik mencakup tiga tahap, yaitu :
a.       penyajian dari pendidik.
b.      Kegiatan praktik peserta didik.
c.       Penilaian hasil kerja peserta didik.
Guru harus menjelaskan kepada peserta didik kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kompetensi kunci adalah kemampuan utama yang harus dimiliki seseorang agar tugas atau pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara benar dan hasilnya optimal. Sebagai contoh, dalam memukul bola, kompetensi kuncinya adalah kemampuan peserta didik menempatkan bola pada titik ayun. Dengan cara ini, tenaga yang dikeluarkan hanya sedikit namun hasilnya optimal. Contoh lain, dalam mengendorkan mur dari bautnya, kompetensi kuncinya adalah kemampuan peserta didik memegang kunci pas secara tepat yakni di ujung kunci. Dengan cara ini tenaga yang dikeluarkan untuk mengendorkan mur jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan pengendoran mur dengan cara memegang kunci pas yang tidak tepat.

Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui:
(1). Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung,
(2).  Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
(3).  Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

Teknik pengajaran untuk membentuk kemampuan psikomotorik peserta didik dapat
dipertimbangan melalui beberapa teknik pemberian latihan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Latihan akan efisien apabila disediakan lingkungan yang sesuai dimana mereka kelak
akan bekerja.
2) Latihan yang efektifhanya dapat diberikan jika tugas-tugas yang diberikan memiliki
kesamaan operasional, dengan peralatan yang sama dan dengan mesin-mesin yang
sama dengan yang akan dipergunakan di dalam kerjanya kelak.
3) Latihan sudah dibiasakan dengan perilaku yang akan ditunjukkan dalam pekerjaannya
kelak.
4) Latihan hanya dapat diberikan kepada kelompok peserta yang memang memerlukan,
menginginkan dan sanggup memanfaatkannya.
5) Latihan akan efektif apabila pemberian latihan berupa pengalaman khusus terwujud
dalam kebiasaan-kebiasaan yang benar.
6) Latihan diarahkan pada pencapaian kompetensi (persyaratan minimal) yang harus dimiliki individu dapat melakukan/melaksanakan suatu jabatan/pekerjaanakan suatu jabatan/pekerjaan.

RANAH
PSIKOMOTOR
UNJUK KERJA
METODE  (CARA PENYAMPAIAN PESAN)
PERCEPTION & SET
membedakan, menunjukkan, memilih, menghubungkan
Ceramah, diskusi, tanya jawab
GUIDED RESPONSE
mengawali, bereaksi, mempersiapkan, menanggapi,
memprakarsai
Observasi,karya wisata, simulasi
MECHANISM
mempraktikan, mengikuti, mengerjakan, membuat,
mencoba
Demonstrasi, ceramah plus, drill method
COMPLEX RESPONSE
mengoperasikan, memasang,
mendemonstrasikan, mengerjakan
Ceramah plus,demonstrasi dan Latihan Keterampilan
ADAPTATION
mengoperasikan,
mendemonstrasikan, mengerjakan
Eksperimental, Method, kerja lapangan
ORIGINATION
mengubah, mengadaptasikan, membuat
variasi, merancang, menciptakan, mendesain, merencanakan
Eksperimental, resitasi, project method, global (ganze method)








B.     5 Aspek Domain Psikomotor

Menurut Davc (1970), klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi menjadi lima kategori, di antaranya sebagai berikut;
           Peniruan
Tujuan domain psikomotor ini terjadi ketika peserta didik mengamati suatu gerakan, kemudian memberikan respon serupa dengan gerakan yang diamatinya tersebut. Aspek domain ini pada umumnya bersifat global dan tidak sempurna.
           Manipulasi
Pada tingkat manipulasi ini, peserta didik menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk, sehingga dalam hal ini peserta didik tidak hanya meniru tingkah laku yang diamatinya.
           Ketetapan
Pada tujuan domain ini, peserta didi memerlukan ketelitian, proporsi, dan kepastian lebih tinggi dalam penampilan yang ia tunjukkan.
           Artikulasi
Tujuan domain ini mengacu pada koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan urutan yang tepat hingga mencapai suatu hal yang diharapkan.
           Pengalamiahan
Pengalamiah merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik. Dalam aspek ini, peserta didik dituntut untuk melakukan suatu kegiatan secara rutin.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek domain psikomotor ini merupakan pengajaran yang lebih mengorientasikan pada tingkah laku atau pelaksanaannya.
Secara tidak langsung, aspek psikomotorik ini berfungsi untuk meneruskan nilai yang terdapat dalam aspek kognitif yang kemudian diinternalisasikan lewat afektif, sehingga hal tersebut bisa diaplikasikan dalam bentuk yang nyata oleh domain psikomotorik.




C.    Beberapa Contoh Strategi Pembelajaran Psikomotor
Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

Metode karya wisata adalah suatu pengajaran di lakukan dengan jalan mengajak anak-anak keluar kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya dengan bahan pelajaran. Metode karya wisata dapat di pergunakan.

1.Apabila pelajaran yang di maksudkan untuk memberi pengertian lebih jelas dengan alat peraga langsung.
2.Apabila akan membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap lingkungan dan tanah air, dan menghargai ciptaan Tuhan.
3.Apabila akan mendorong anak mengenal lingkungan dengan baik.
Saran-saran pelaksanaannya : 
Hendaknya tujuan pelajaran di rumuskan dengan jelas, sehingga kelihatan wajar tidaknya metode ini di pergunakan.
Hendaknya di selidiki terlebih dahulu objek yang akan di tuju dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya akan menjadi kesulitan.
Hendaknya di jelaskan terlebih dahulu tujuan metode karya wisaya dan di siapkan pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka jawab.

Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada semua siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang di pelajari baik sebenarnya atau tiruan, yang di sertakan dengan penjelasan lisqan. (Sudirman, 1988, hal. 133).Metode ini baik di gunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses menggunakan atau mengerjakan, komponen-komponen yang membentuk sesuatu dan membandingkan satu cara dengan yang lain, dan untuk mengetahui atqau melihat kebenaran sesuatu.
Metode ini efektif apabila mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.      Setaip langkah dari demontrasi harus bisa di lihat jelas oleh siswa.
2.      Semua penjelasan secara lisan, hendaknya dapat di dengar oleh semua siswa.
3.      Anak-anak harus tahu apa yang sedang mereka amati.
4.      Demontrasi harus di rencanakan dengan teliti.
5.      Guru sebagai demonstrator harus mengerjakan tugasnya dengan lancar dan efektif.
6.      Demontrasi di laksanakan pada waktu yang tepat.
7.      Berikan kesempatan pada anak-anak untuk melatih mengenai apa yang pernah mereka amati.
8.      Sebelum demontrasi di mulai hendaklah semua alat tersedia.
9.      Sebaiknya demontrasi di mulai / di sertai ringkasannya di papan tulis.
10.  Jangan melupakan tujuan pokok.
11.  Jika di perkirakan demontrasi itu sulit, sebelumnya supaya di coba terlebih dahulu.
12.  Perlu adanya laporan tentang hasil demontrasi ini.
Dengan menggunakan metode ini siswa-siswi dapat mengamati secara teliti dan seksama serta dengan penuh perhatian dan partisipasi terhadap apa yang telah di berikan oleh guru sehingga mereka dapat mengaktualisasikannya dalam kehidupannya.

Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
1.Kelebihan metode pelatihan
-Ketegasan dan ketrampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari
Seorang siswa benar-benar memehami apa yang disampaikan
2.Kelemahan metode pelatihan
-Dalam latihan sering terjadi cara-cara atau gerak yang tidak berubah sehingga menghambat bakat dan inisiatif siswa
-Sifat atau cara latihan kaku atau tidak fleksibel maka akan mengakibatkan penguasaan ketrampilan melalui inisiatif individu tidak akan d
Metode Kerja Lapangan
Metode kerja lapangan merupakan metode mengajar dengan mengajak siswa kedalam suatu tempat diluar sekolah yang bertujuan tidak hanya sekedar observasi atau peninjauan saja, tetapi langsung terjun turut aktif ke lapangan kerja agar siswa dapat menghayati sendiri serta bekerja sendiri didalam pekerjaan yang ada dalam masyarakat.
1.Kelebihan metode kerja lapangan
-Siswa mendapat kesemmpatan untuk langsung aktif bekerja dilapangan sehingga memperoleh pengalaman langsung dalam bekerja
-Siswa menemukan pengertian pemahaman dari pekerjaan itu mengenai kebaikan maupun kekurangannya
2.Kelemahaan metode kerja lapangan
-Waktu terbatas tidak memungkinkan memperoleh pengalaman yang mendalam dan penguasaan pengetahuan yang terbatas
-Untuk kerja lapangan perlu biaya yang banyak. Tempat praktek yang jauh dari sekolah shingga guru perlu meninjau dan mepersiapkan terlebih dahulu
-Tidak tersedianya trainer guru/pelatih yang ahli

Metode pemberian tugas belajar
Metode pemberian tugas belajar (resitasi) sering di sebut metode pekerjaan rumah adalah metode di mana murid di beri tugas khusus di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini anak –anak mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tapi dapat di kerjakan juga di perpustakaan, di laboratorium dan lain sebagainya untuk dapat di pertanggung jawabkan kepada guru.
Metode resitasi tepat di pergunakan :
1.      Apabila guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah di terima anak lebih lengkap.
2.      Untuk dapat mengaktifkan anak-anak mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal sendiri dan mencoba mempraktikkan pengetahuannya.
3.      Metode ini memotivasi anak-anak untuk lebih aktif dan rajin.
Saran-saran pelaksananannya :
1.      Tugas yang di berikan harus jelas, sehingga anak mengerti benar apa yang harus di kerjakan.
2.      Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.
3.      Hendaknya di adakan kontrol (pengawasan) yang sistematis, sehingga mendorong anak bekerja sungguh-sungguh.
Bahan tugas yang di berikan kepada anak-anak, hendaknya bersifat :
1.      Menarik perhatian anak-anak.
2.      Mendorong anak-anak untuk mencari, mendalami, mengalami dan menyampaikan.
3.      Anak-anak mempunyai kesanggupan untuk menyelesaikannya (setaraf dengan kemampuan anak).
4.      Di samping praktis juga harus ilmiah.
Dengan menggunakan metode ini siswa-siswi dapat melatih diri untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang di berikannya. Tugas yang di berikan kepadanya itu dapat secara individual dan dapat secara berkelompok (klasik).Dalam menggunakan metode pemberian tugas ini ada tiga tahapan yang harus di lalui oleh guru terhadap siswa : Mula-mula murid di beri tugas yang harus di selesaikan (membaca tex book) melakukan eksperimen, observasi dan sebagainya, kemudian mempertanggung jawabkan atas tugas itu terhadap guru untuk memeriksa apakah tugas itu di lakukan atau tidak, guru melaksanakan pertanyaan atau tes. 

0 komentar:

Post a Comment