Cara makan Amoeba adalah dengan menjulurkan pseudopodianya mengelilingi partikel makanan atau vakuola berdenyut atau vakuola kontraktil. Di dalam vakuola makanan,partikel makanan dicerna. Selama mencerna makanan, vakuola beredar berkeliling mengikuti aliran sitoplasma. Sari makanan hasil pencernaan berdivusi keluar vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma. Sisa makanan dikeluarkan melalui membran permukaan tubuh.
b. Porifera
Organel pencerna: vakuola makanan.
Cara makan:
Gerakan flagela pada sel leher mnyebabkan aliran air dari ostium masuk ke spongosol lalu ke oskulum. Air yang mengalir ini membawa oksigen dan makan yang berupa plankton. Makanan ditangkap oleh sel-sel leher kemudian dicerna di dalam vakuola makanan. Setelah dicerna, sari-sari makanan diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak berguna dikeluarkan oleh sel leher ke dalam air di dalam spongosol dan seterusnya dikeluarkan melalui oskulum bersama aliran air dalam tubuhnya.
c. Coelenterata (Contohnya: Hydra)
Organ pencerna; mulut,rongga gastrovaskular.
Cara makan:
Makan ditangkap dengan tentakel-tentakelnya kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan diteruskan ke dalam rongga gastrovaskular. Dinding gastrovaskular mengeluarkan enzim untuk mencerna makanan. Sari-sari makanan diserap oleh sel-sel usus dan sisanya dikeluarkan melalui mulut. Makanannya antara lain berupa udang-udangan tingkat rendah dan larva insekta.Platyhelminthes
Saluran pencernaan pada hewan ini tidak sempurna,yaitu berupa rongga gastrovaskuler yang terletak di tengah tubuh dan berperan sebagai anus.
1. Tubellaria (Cth: Planaria sp)
Saluran pencernaannya terdiri dari mulut,faring, dan usus, tidak mempunyai anus. Mulut terdapat di bagian ventral, kurang lebih di bagian tengah tubuh. Faring dapat dijulurkan dan berhubungan dengan usus (rongga gastrovaskuler). Usus bercabang tiga: satu cabang ke arah anterior dan dua cabang ke arah posterior. Tiap-tiap cabang usus tersebut bercabang lagi ke seluruh tubuh melalui cabang-cabang usus, sedangkan sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut.
2. Trematoda (cacing isap)
Alat pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan pendek, dan usus yang bercabang dua.
3. Cestoda(cacing pita)
Cacing ini tidak memiliki mulut dan saluran pencernaan,karena makanan diserap langsung berupa sari makanan oleh permukaan tubuh.
d. Nemathelminthes
Sistem pencernaannya sudah lengkap dan memiliki cairan pseudoselom yang membantu sirkulasi makanan ke seluruh tubuh. Saluran pencernaan berupa pipa lurus yang dimulai dari kerongkongan (esofagus) dilanjutkan ke usus (intestinum) dan berakhir di anus. Contoh: Ascaris lumbricoides(cacing gelang), Ancylostoma duodenale(cacing tambang),dan Trichinella spiralis(cacing otot).
e. Annelida
Sistem pencernaannya lengkap, yaitu terdiri dari mulut yang berhubungan dengan faring, esofagus,tembolok, empela, intestinum, dan anus.
f. Moluska
1. Kelas Amphineura (contoh: Chiton sp)
Organ pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula dan gigi – faring – perut – usus halus(intestinum) – anus. Kelenjar pencernaannya adalah hati yang berhubungan dengan perut.
2. Kelas Gastropoda( contoh: Achatina fulica(bekicot))
Alat pencernaan meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah, tembolok, lambung kelenjar, anus. Saluran pencernaan berbentuk U. Makanan dipotong-potong oleh rahang tanduk dan dikunyah oleh radula serta dibasahi dengan lendir dari kelenjar ludah. Kemudian makanan ditelan ke kerongkongan dan berturut-turut menuju tembolok, lambung, dan dibuang lewat anus yang terdapat di kepala.
3. Kelas Chepalopoda (contoh: Nautilus sp, dan cumi-cumi)
Organ pencernaan dimulai dari rongga mulut yang dikelilingi tentakel, dan berturut-turut menuju faring, esofagus,lambung, usus halus, dan berakhir di anus. Di faring terdapat radula dan hati.
4. Kelas Pelecypoda (contoh: kerang air tawar Pecten sp)
Makanan masuk bersama air ke mulut karena adanya silia pada palpus labialis. Esofagus pendek menghubungkan mulut dengan lambung, makanan kemudian diserap di usus dan sisanya dibuang ke anus.
g. Arthopoda
Alat pencernaan makanan lengkap terdiri dari mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Mulut dilengkapi alat-alat mulut. Anus terdapat pada segmen posterior.
Crustacea (contoh: udang) memiliki sepasang mandibula, maksila dan dua pasang maksila pipet. Pada insekta mulut terdiri dari sepasang mandibula dan sepasang maksila labium. Sedangkan pada Arachnida (contoh: laba-laba), mulutnya terdiri dari sepasang kalisera dan pedipalpus. Pada Myriapoda (contoh: lipan) mulutnya memiliki sepasang mandibula dan dua pasang maksila pada subkelas Chilopoda, sedangkan subkelas Diplopoda hanya memiliki sepasang mandibula dan maksila.
h. Echinodermata
Sistem pencernaannya lengkap tetapi sederhana. Akan tetapi ada beberapa spesies yang tidak mempunyai anus.
1. Kelas Asteroidea (bintang laut)
Saluran pencernaan dimulai dari mulut yang berhubungan dengan kerongkongan yang sangat pendek dan selanjutnya bersambung dengan kantung yang berperan sebagai lambung. Lambung terdiri dari dua bagian, bagian muka (kardiak) berukuran lebih besar daripada bagian belakang (pilorus), dalam proses pencernaan,lambung mengeluarkan sekresi mukosa. Dari pilorus muncul saluran ke masing-masing lengan. Lengan bercabang-cabang menjadi dua yang disebut caeca hepatis (warnanya hijau) atau disebut juga sakus pilorus; di sini dilakukan sekresi enzim untuk mencerna tubuh lunak moluska mangsanya. Di atas lambung terdapat usus, berupa saluran pendek yang terbuka pada daerah anus.
Bahan makanan dicerna dengan bantuan mukosa dan enzim, sedangkan bahan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut. Cairan dala selom mengandung zat makanan yang diedarkan oleh silia ke seluruh tubuh.
2. Kelas Ophiuroidea (bintang ular)
Alat-alat pencernaan makanan terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantung. Hewan ini tidak memiliki anus. Di sekeliling mulut tedapat rahang yang berupa 5 kelompok lempeng kapur. Bahan makanan yang tidak tercerna dibuang keluar melalui mulut.
3. Kelas Echinoidea (landak laut, bulu babi)
Sistem pencernaan berupa saluran panjang dan melingkar dalam cangkang. Saluran pencernaan dimulai dari mulut, terletak di daerah oral kemudian kerongkongan yang memiliki saluran sifon dan bersilia. Mulut berukuran besar dikelilingi oleh 5 rangka samping yang ada dalam cangkang. Saluran sifon menghubungkan kerongkongan dengan usus. Saluran pencernaan berikutnya adalah lambung yang diperluas oleh kantung-kantung dan berakhir di rektum. Anus terletak di daerah permukaan aboral, yaitu di pusat tubuh di antara lempeng kapur yangn mengandung 2,4 sampai 5 lubang genital. Beberapa Echinoidea memiliki mulut dan anus di bagian pinggir tubuhnya, tetapi ada pula yang mulutnya terletak di tengah.
4. Kelas Holothuroidea (teripang/ timun laut)
Saluran pencernaannya bulat panjang dengan posisi merentang di atas rongga tubuh dalam selom. Kerongkongan pendek merupakan sambungan dari mulut ke lambung. Dari lambung saluran pencernaan berikutnya adalah usus yang panjang dan berhubungan dengan kloaka. Saluran pencernaan berakhir dengan sebuah anus di daerah posterior.
i. Chordata
1. Pisces
Pencernaan makanan sempurna: Makanan dari mulut – faring – esofagus – usus – anus. Mempunyai hati,tetapi lambung hanya merupakan perbesaran dari usus. Pada usus tedapat katup-katup spiralis. Terdapat lidah, gigi dan rahang (kecuali pada Agnata (ikan tidak berahang)).
2. Amphibia
Pencernaan lengkap, berahang juga berkloaka. Mulut berlidah, bergigi serta gigi vomerin pada langit-langit.
3. Reptilia
Dari mulut – faring – esofagus – lambung – usus halus – usus besar – anus (kloaka). Memiliki hati dan pankreas, gigi dan lidah.
4. Aves (burung)
Sistem pencernaan makanan lengkap, dari mulut – esofagus – krop atau tembolok – lambung kelenjar (proventrikulus) – lambung otot atau empedal (ventrikulus) berdinding tebal – usus halus (intestinum tenue) – usus besar (intestinum crassum) terdapat sepasang usus buntu di antara usus halus dan usus besar – kloaka (di bawah ekor). Mempunyai kelenjar ludah, kelenjar pankreas dan hati yang menghasilkan empedu.
5. Mamalia
Pencernaan pada mamalia pada umumnya mirip dengan pencernaan manusia. Proses pencernaan dimulai dari rongga mulut (cavum oris) dan berakhir di anus. Pada bagian mulut, terdapat gigi yang bentuknya bermacam-macam sesuai dengan makanannya.hewan pemakan tumbuhan(herbivora) mempunyai dua macam gigi, yaitu gigi seri dan geraham. Hewan pemakan daging (karnivora) mempunyai gigi seri, geraham dan gigi taring. Hewan pemakan daging dan tumbuhan (omnivora) mempunyai gigi seri, geraham dan taring, meskipun tidak setajam karnivora.
Pada hewan memamah biak,proses pencernaannya memiliki kekhususan. Lambungnya terdiri atas empat bagian : perut besar (rumen), perut jala (retikulum), perut kitab-kitab (omasum) dan perut masam ( abomasum).
Perut besar merupakan tempat sementara untuk mencerna makanan setelah dicerna di mulut. Dai perut besar, makanan masuk ke perut jala. Di perut jala makanan mengalami pelunakan sehingga terbentuk gumpalan-gumpalan kecil. Ketika hewan itu istirahat, gumpalan makanan itu dikembalikan ke mulut untuk dikunyah lagi oleh geraham. Setelah itu, makanan ditelan lahi masuk ke perut kitab-kitab yang mempunyai kelenjar. Di sana terjadi penyerapan air dan pengunyahan. Dari perut kitab-kitab makanan diteruskan ke perut masam. Di sini makanan dicerna lagi secara kimiawi oleh enzim-enzim untuk selanjutnya masuk ke intestinum kemudian ke usus besar. Sisa makanan menuju rektum dan dikeluarkan lewat anus.
1 komentar:
terima kasih. maklumat ini sangat membantu saya. Salam dari Malaysia.
Post a Comment