Ini Masih Hangat :
Selamat datang di Blogku Dududth Blog | Jangan Lupa berkunjung Ke Website Baru saya ya, ayo ayo :D jangan lupa dibaca juga loh di Bahrul.com | Dijamin gak rugi kok. Jangan lupa ya kunjungi website saya yang Bahrul.com | Thanks kaka :)

Thursday 11 August 2011

Putus Asa

Haruskah ini Terjadi?

Terlalu banyak berharap pada seseorang akan berakibat seperti ini?

Kekesalan, kegaduhan dan kesalahpahaman beradu inti hingga memuncak.

Mengharap pada pertemanan hanya omong kosong?

Terlalu mengharapkan banyak tapi tidak terkabul.

Ditinggal pergi.

Sendiri.

Sepi.


Dingin.

Pertengkaran.

Kedustaan,


ketidakterbukaan.

Kebinasaan akan segera muncul.


Kalau sudah begini: susah jadinya.

Miliaran cacing akan datang. Hikks hikss.

7 turunan
8 tanjakan
10 jalan zig-zag
11 km jalan rusak
12 mil perjanan rusak
13 kali putaran bumi

tragedi: kejadian di dalam keluarbiasaan.


Lalu kutahu ini begitu menghancurkan dan perlakuanku mencelakakan hidupmu.


Waktu yang memisahkan kita?

"Apa yang kita alami demi teman, kadang-kadang melelahkan, menjengkelkan, mengecewakan tetapi itulah yang membuat pertemanan mempunyai arti yang indah dan permai."


"Tanpa sahabat bagaimana kau bisa hidup. Aku sendiri sangat bersyukur karena banyak yang mau bersahabat denganku. Ketahuilah jika kau menemukan sahabat sejati, niscaya kau akan mendapatjan arti sebenarnya kehidupan."

Hidup bukan karena sahabat. Tapi orang lain. Dan orang lain lebih cinta pada dirinya sendiri. Dia cinta mati pada dirinya sendiri. Mana mau kasih lebih buat orang lain. Benar kan?

Seseorang juga pernah berkata:

"Cinta, kasih sayang dan persahabatan hanya omong kosong."

Dia menuliskan:
Sudah saya bilang: hidup adalah pilihan dan kalau kita sudah memilih, jangan pernah menyesal. Jadi ini adalah pilihan saya.

Dia menambahkan:
"Sekarang aku memilih hidup untuk menjadi orang dingin tanpa perasaan."


Goethe pernah berkata:
"Seseorang tidak akan menaruh cinta yang sebenarnya bila ia tidak menyukai kesalahan-kesalahan kekasihnya."


******
Aku menguji kesabaranmu.


Menguji pertemanan kita.

Tahukah engkau?

Atau kau tidak mau tahu?


Maka pernahkah kau berpikir masak-masak kendati separuh waktu?

0 komentar:

Post a Comment