Ini Masih Hangat :
Selamat datang di Blogku Dududth Blog | Jangan Lupa berkunjung Ke Website Baru saya ya, ayo ayo :D jangan lupa dibaca juga loh di Bahrul.com | Dijamin gak rugi kok. Jangan lupa ya kunjungi website saya yang Bahrul.com | Thanks kaka :)

Wednesday 4 March 2015

Pembelajaran Kooperativ Tipe Teams Games Tournamens (TGT)

 Pembelajaran Kooperativ Tipe Teams Games Tournamens (TGT)
a.    Pengertian TGT
Menurut Saco, 2006 (dalam Rusman, 2011: 224) dalam  teams game tournament murid memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaian dengan materi pelajaran. Kadang-kadang juga dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).
Permainan dalam teams game tournament dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap murid, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua murid dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih muda untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimasudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviuw materi pembelajaran.
Teams Game Tournament  adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan murid dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang murid yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan murid bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya. Sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Menurut Slavin (dalam Rusman, 2011:225) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe teams game tournament terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahapan penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (teams recognition).

Menurut Slavin (2009: 166-167) “pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : Presentasi di kelastim (teams), permainan (games), pertandingan (tournaments),  dan perhargaan kelompok ( team recognition)”.

1)  Presentasi Kelas 
Dalam presentasi kelas guru memperkenalkan materi pembelajaran yang diberikan secara langsung atau mendiskusikan dalam kelas. Guru dalam hal ini berperan sebagai fasilitator. Pembelajaran mengacu pada apa yang disampaikan oleh guru agar nantinya dapat membantu siswa dalam mengikuti games dan turnamen.
2)    Teams
Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras / suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengan menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.
3)   Permainan (games tournaments)
Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing – masing ditempatkan dalam meja – meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Alur penempatan peserta turnamen menurut Slavin (2009:168) dapat dilihat pada Gambar dibawah ini


Gambar Alur Penempatan Peserta pada TGT
.
Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu – kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh  terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca).
Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.
Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap  peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali – kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal.
Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.
4)   Penghargaan kelompok (team recognition)
Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.
 Untuk turnamen pertama, guna menempatkan murid pada “tournaments table” dengan pengaturan beberapa murid berkemampuan tinggi dan tiap-tiap kelompok pada meja I, murid berkemampuan sedang pada meja II dan III kemudian murid berkemampuan rendah pada meja IV.
Setelah turnamen selasai dan dilakukan penilaian, guru melakukan pengaturan kembali kedudukan  murid pada tiap meja turnamen, kecuali pemenang meja tertinggi (meja I). Pemenang dari setiap meja dinaikkan atau digeser satu tingkat ke meja yang lebih tinggi tingkatanya dari murid yang mendapat skor yang terendah pada setiap meja turnamen selain pada meja terendah rendah  tingkatannya (meja IV) diturunkan satu tingkat ke meja yang lebih rendah tingkatannya. Pada akhirnya mereka akan mengalami kenaikan atau penurunan sehingga mereka akan sampai pada meja yang sesuai dengan kinerja mereka.
Setelah pertandingan pertama, murid mengubah posisi atau meja pertandingannya sesuai dengan hasil pertandingan sebelumnya. Pemenang dari tiap-tiap meja akan berpindah pada meja pertandingan yang lebih tinggi selanjutnya, misalnya dari meja IV ke meja III. Pemenang kedua menempati meja pertandingan sebelumnya, sedangkan murid dengan skor terendah dari tiap-tiap meja akan berpindah ke meja yang lebih rendah di bawahnya, maka akan berusaha untuk berpindah lagi ke meja yang lebih tinggi.

5.    Pengakuan Kelompok (Teams Recognition)
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberi penghargaan berupa hadiah atau sertifikat atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar sehingga mencapai criteria yang telah disepakati bersama.
Ada tiga penghargaan yang dapat diberikan dalam penghargaan tim. Penghargaan tim dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Penghargaan Tim
Kriteria (rata-rata)
Penghargaan
40
45
50
Tim Baik
Tim Sangat Baik
Tim Super
Slavin, 2008 (dalam Tukiran Taniredja, 2012:70)
b.        Langkah-langkah dan Aktivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Langkah-langkah dan aktivitas pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) adalah sebagai berikut:
1.        Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT mengikuti urutan sebagai berikut: pengaturan klasikal; belajar kelompok; turnament akademik; penghargaan tim dan pemindahan atau bumping.
2.        Pelajaran diawali dengan memberikan pelajaran, selanjutnya diumumkan kepada semua murid bahwa akan melaksanankan pembelajaran kooperatif tipe TGT dan murid diminta memindahkan bangku untuk membentuk meja tim. Kepada murid diasampaikan bahwa mereka akan bekerja sama dengan  kelompok belajar selama beberapa pertemuan, mengikuti turnamen akademik untuk memperoleh poin bagi nilai tim mereka serta diberitahukan tim yang mendapat nilai tinggi akan mendapat penghargaan.
3.        Kegiatan dalam turnamen adalah persaingan pada meja turnamen dari 3-4 murid dari tim yang berbeda dengan kemampuan setara. Pada permulaan turnamen diumumkan penetapan meja bagi murid. Murid diminta mengatur meja turnamen yang ditetapkan. Nomor meja turnamen bisa diacak. Setelah kelengkapan dibagikan dapat dimulai kegiatan turnamen. Bagan dari peraturan permainan dengan 3 murid dalam satu meja ternamen dapat dilihat dari bagan di bawah ini:

Gambar 2.3 Putaran Permainan
 











4.        Pada akhir putaran pemenang mendapat satu kartu bernomor, penantang yang kalah mengembalikan perolehan kartunya bila sudah ada namun jika pembaca kalah tidak diberikan hukuman. Penskoran didasarkan pada jumlah perolehan kartu, misalkan pada meja turnamen terdiri dari 3 murid yang tidak seri, peraih nilai tertinggi mendapat skor 60, kedua 40 dan ketiga 20.
5.        Dengan model mengutamakan kerja kelompok dan kemampuan menyatukan intelegensi murid yang berbeda-beda akan dapat membuat murid mempunyai nilai dari segi kognitif, efektif dan psikomotor secara merata satu murid dengan murid lain.

c.         Kegiatan murid dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)
Kegiatan murid dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) antara lain:
1.        Pada awal pertemuan, membentuk kelompok kecil dengan anggota 4-5 orang.
2.        Mempelajari materi yang diberikan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3.        Bekerjasama memadukan kemampuan untuk saling mengisi, saling membantu guna mengerjakan tugas belajar yang dibagikan guru.
4.        Menjelaskan dan menyatuhkan serta melengkapi pendapatnya dengan dasar-dasar pemikiran yang rasional.
d.        Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)
Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments(TGT) adalah :
1.        Dalam kelas kooperatif murid memiliki kebebasan untuk berintraksi dengan menggunakan pendapat;
2.        Rasa percaya diri murid menjadi lebih tinggi;
3.        Perilaku mengganggu terhadap murid lain menjadi lebih kecil;
4.        Motivasi murid lebih bertambah;
5.        Pemahaman yang lebih mendalam terhadap pokok bahasan pembelaan Negara;
6.        Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi, antara murid dengan murid dan antara murid dengan guru;
7.        Murid dapat menelaah sebuah mata pelajatan atau pokok bahasan bebas mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi yang ada dalam diri murid tersebut dapat keluar, selain itu kerjasama antar murid juga murid dengan guru akan membuat intraksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak membosankan.
Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamens(TGT) adalah:
1.        Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua murid ikut serta menyumbangkan pendapatnya;
2.        Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran;
3.        Kemungkinan terjadinya kegaduhan kalau guru tidak dapat mengelolah kelas. (Tukirman Taniredja, 2012:72-73)
Sedangkan menurut Trianto, (2009:84) langkah-langkah pembelajaranTeams Games Tournamen (TGT) secara runut implementasinya TGT terdiri dari 4 komponen utama, antara lain: (1) Presentasi guru (sema dengan STAD); (2) Kelompok belajar (sama dengan STAD); (3) Ternamen; dan (4) Pengalaman kelompok.
1.        Guru menyiapkan:
2.        Murid dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang)
3.        Guru mengarahkan aturan permainannya.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut. Seperti pada model STAD, pada TGT murid ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyiapkan pelajaran, dan kemudian murid bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh murd dikenal kuis, pada waktu kuis ini mereka tidak dapat saling membantu. 
Guru yang kurang cerdas dalam mengelolah kelas dan murid akan menjadi penyebab kegagalan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT sebab dibutuhkan kecerdasan emosi untuk memotivasi murid dalam mengaktualisasikan diri dan mengelolah waktu dengan sebaik mungkin.
Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh slavin dalam (Rusman, 2011:225), maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Murid bekerja dalam kelompok-kelompok kecil;
2.    Games tournament;
3.    Penghargaan kelompok.
Ciri khas yang membedakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan metode pembelajaraan kooperatif lainnya adalah adanya turnamen yang mempertandingkan antar kelompok. (Tukirman Taniredja, 2012:73)

e.         Prosedur tipe TGT yang efektif
Menurut Slavin dalam Wina Sanjaya (2006: 248) adapun prosedur dalam model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament dapat dilihat pada tabel berikut:






Tabel 2.2 Prosedur Pembelajaran tipe TGT.
Fase Pembelajaran
Tingkah laku guru
Tingkah laku murid
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi murid.



Fase 2
Menyampaikan informasi atau materi pelajaran.


Fase 3
Mengorganisasikan murid kelompok belajar.



Fase 4
Membimbing kelompok belajar dan melakukan turnamen.


Fase 5
Melakukan permainan



Fase 6
Evaluasi






Fase 7
Memberikan penghargaan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi murid belajar.

Guru menyampaikan informasi atau materi pada murid dengan cara demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Guru menjelaskan pada murid bagaimana cara membentuk kelompok agar melakukan transisi dalam belajar.

Guru membimbing kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas bersama serta memandu murid.

Memainkan permainan sesuai dengan struktur pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Guru mengevaluasi hasil belajar murid, menentukan skor individual dan kemajuannya serta menentukan skor rata-rata kelompok.

Guru menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok.
Kesiapan murid dalam menerima materi pelajaran




Memperhatikan informasi atau materi yang disampaikan oleh guru


Murid harus memahami cara pembentukan kelompok dalam turnamen.


Meningkatkan kedisiplinan, rasa tanggung jawab, dan tutor sebaya dalam kelompok.

Mematuhi segala peraturan permainan dalam turnamen.


Murid memperhatikan
hasil skor yang dimiliki oleh tiap individu dan kelompok.




Menerima hasil keputusan baik nilai individu maupun kelompok.














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.dan semua bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya dengan keseimbangan jasmani, ruhani, dan akal.
B.     Saran
Bagi siswa di harapkan mampu memahami lebih dalam tentang psikomotorik dan teams games tournament serta siswa dapat meningkatkan pola pikir psikomotorik yang lebih baik.



Daftar Pustaka
-. 2010. “Memahami Pengertian Kognitif Afektif Psikomotorik”. (online) http://www.anneahira.com/pengertian-kognitif-afektif-psikomotorik.html. Diakses 20 Februari 2014.
-. 2011. “COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)”. (online) http://fahreena.wordpress.com/2011/05/31/213/#more-213. Diakses 25 Februari 2014.
Ariant, Abas. 2012. “Definis Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik”. (online) http://abazariant.blogspot.com/2012/10/definisi-kognitif-afektif-dan-psikomotor.html. Diakses 20 Februari 2014.

Kejar, Kadding. 2013. “PTK Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Teams Game Tournament (TGT) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Bagi Murid Kelas IV SDN 131 Pincepute  Kec.Malangke  Kabupaten Luwu Utara”. (online) http://kadding.blogspot.com/2013/01/ptk-penerapan-model-pembelajaran.html. Diakses 9 Maret 2014.

Zunaedi, Ahmad. 2013. “Strategi Pembelajaran Psikomotorik” (online) http://zoenaidi230493.blogspot.com/2013/05/peralatanmengelas-dunia-permesinan-yang.html. Diakses 20 februari 2014.

0 komentar:

Post a Comment