Ini Masih Hangat :
Selamat datang di Blogku Dududth Blog | Jangan Lupa berkunjung Ke Website Baru saya ya, ayo ayo :D jangan lupa dibaca juga loh di Bahrul.com | Dijamin gak rugi kok. Jangan lupa ya kunjungi website saya yang Bahrul.com | Thanks kaka :)

Welcome

Kalau gak suka tinggal close aja blog ini

Ahlan wasahlan

Please visit my Other Web :)

ibu dan ayah

Terima kasih ayah dan ibuk :) Love you ({})

Sunday 30 October 2011

Thirteen band



 Band asal Jakarta ini emang belum lama terbentuk. Tapi soal jam terbang nggak usah diraguin lagi. Udah banyak gigs yang mereka jelajahi dan nggak ada cerita tuh mereka kaku di panggung
Band ini digawangi oleh enam orang cowok yaitu :
Raynard (vokal)
Bobond (gitar)
Echa (gitar)
Ruday (keyboard)
Dicky Dukun (bass)
dan Adit Maman (drum) 
ini beneran lagi kenceng di kancah metal lokal.

    Dengan berbekal lagu-lagu metal ekperimental, begitu mereka menyebutnya,terciptalah album bertajuk It’s All About Party Music and Friendship yang bulan Juni lalu resmi mereka lempar ke pasaran.

    Singel andalannya adalah Cherry Pettite Rasberry. Lagu ini sukses membakar Spazio di Pim 2, pertengahan bulan Juli kemarin, saat mereka menggelar launching album. Nama Thirteen sendiri mereka ambil karena mereka percaya angka sial tersebut bakalan mereka jadikan sebuah keberuntungan. We’ll see..

About Thirteen
   Thirteen was founded at the end of year 2006. Raynard, (ex-The Murder Robots) and Bobond (LoveHateLove) meet and share the idea to form a new group with the mission to present unique and innovative music which collide and complement with various metal groups.

  It was then Bobond who starts to invite his friends to join the experiment in order to form a new group. Those friends are Echa (The Soul Shoes), Adit (The Soul Shoes), Dicky (ex-Pathetic) dan Rudy (Amakusa).

  At the very beginning this new formation was named Devil May Cry but this name is rejected two times by Tom Myspace as the name Devil May Cry has already being used by other group. Therefore all members agree to rename the group to Thirteen.

  At the early stage Thirteen was not running smoothly as Raynard was still engaged with his old group The Murder Robots. When Raynard decided to leave The Murder Robots, Thirteen started to roll and began to prove that they are quite serious in their music and started creating something “different” for their own pleasure.

  Thirteen presents unconventional music, mostly with metal experiment mixed with unique beats, synth sound, guitar effect, accompanied with growl/scream and soft sound. At this moment Thirteen mostly plays its own compilation and The Devil Wears Prada acts as the cover song.

   Thirteen has performed well in several gigs and event in Jakarta. The responses from the audiences are encouraging. Thirteen hopes to be able to continuously create good music with better lyrics, enhanced technical skill, improved stage performance and hopefully this will be achieved with the existing personnel formation.

At this moment Thirteen owns eight songs in the portfolio. The music and lyrics are fully self created and compiled. Many friends, fans and audiences often ask: “What is the style of your group?” Frankly speaking, Thirteen does not know the right answer because in every Thirteen song you will find many music elements such as Metal, Emo, Screamo, Disco, Punk, Jazz, Funk, etc. Thirteen will try not to follow certain music stream because Thirteen is happy to improvise and hope that the music will entertain broader audience. Therefore, we think our Genre may represent a mixed type of Experimental/Progressive/Electro or you can called it Whatevercore.

   This is a short story and biodata of Thirteen and its personnel. We always hope that whatever we do in the future will bring benefit to us and also excitement to all who loves our music.

Saturday 8 October 2011

Asal Usul Kota Tuban

Kabupaten Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur,Indonesia. Ibu kotanya berada di kota Tuban. Luasnya adalah 1.904,70 km² dan panjang pantai mencapai 65 km.
Kota Tuban memiliki asal usul dalam beberapa versi yaitu yang pertama disebut sebagai TUBAN yang berarti waTU tiBAN(batu yang jatuh dari langit) yaitu batu pusaka yang dibawa oleh sepasang burung dari Majapahit menuju Demak, dan ketika batu tersebut sampai di atas Kota Tuban, batu tersebut jatuh dan dinamakan Tuban. Adapun versi yang kedua yaitu berarti meTU BANyu berarti keluar air, yaitu peristiwa ketika Raden Dandang Wacana (Kyai Gede Papringan) atau Bupati Pertama Tuban yang membuka Hutan Papringan dan anehnya, ketika pembukaan hutan tersebut keluar air yang sangat deras. Hal ini juga berkaitan dengan adanya sumur tua yang dangkal tapi airnya melimpah, dan anehnya sumur tersebut dekat sekali dengan pantai tapi airnya sangat tawar. Ada juga versi ketiga yaitu TUBAN berasal dari kata ‘Tubo’ atau Racun yang artinya sama dengan nama kecamatan di Tuban yaitu Jenu.
Pemerintahan Kabupaten Tuban ada sejak tahun 1293 atau sejak pemerintahan Kerajaan Majapahit. Pusat pemerintahannya dulu adalah diDesa Prunggahan Kulon kecamatan Semanding dan kota Tuban yang sekarang dulunya adalah Pelabuhan karena dulu Tuban merupakan armadaLaut yang sangat kuat. Asal nama Tuban sudah ada sejak pemerintahan Bupati Pertama yakni Raden Dandang Wacana. Namun, pencetusan tanggal harijadi Tuban berdasarkan peringatan diangkatnya Raden Haryo Ronggolawepada 12 November 1293. Tuban dulunya adalah tempat yang paling penting dalam masa Kerajaan Majapahit karena memiliki armada laut yang sangat kuat.
Perjuangan masyarakat Tuban dalam melawan penjajah sangatlah gigih. Dengan bersenjatakan Bambu Runcing, mereka melawan penjajah. Namun, strategi masyarakat Tuban adalah dengan menggunakan Tuak, maksudnya, Penjajah disuguhi minuman memabukkan tersebut. Ketika mereka sudah tidak sadarkan diri, mereka menyerang dan menghancurkan pos dan bentengpertahanan penjajah. Seiring kemajuan zaman, Tuban sekarang tidak sepenting dulu. Tuban sekarang sudah mulai dilupakan oleh masyarakatIndonesia, padahal Tuban mengandung nilai sejarah tinggi dan besar peran serta perjuangan masyarakat Tuban dalam melawan penjajah itu sudah mulai luntur dalam dunia pemerintahan Indonesia saat ini

Asal Usul Not

Sebagai musisi, anda pasti mengenal apa itu “NOTASI” tetapi tahukah anda sejak kapan dipakai untuk menuliskan sebuah lagu?
Di Ugarit, Syria ditemukan beberapa tulisan persegi (dari th 1400 sM) yang menyanyikan lagu2 dalam bhs Huri, disertai sejenis notasi, tetapi tidak berhasil untuk di tiru atau di nyanyikan ulang. Begitu juga tidak ada kepastian apakah bangsa Ibrani mempunyai suatu sistem notasi, memang telah di usahakan untuk menafsirkan tanda-tanda tekanan suara dari naskah Ibrani, sebagai bentuk notasi, tetapi ternyata tidak berhasil, sebab tanda-tanda tekanan suara itu lebih diperuntukan untuk mengucapkan daripada untuk musik, disamping itu
tanda2 tersebut merupakan tambahan yang dibuat dari karya aslinya. Dengan tidak adanya notasi musik yang dibakukan ataupun yang bisa ditulis, kita tidak akan bisa menyebar luaskan satu karya musik ataupun
mewariskannya ke generasi penerus. Karena adanya notasi musik inilah, maka hingga saat ini kita masih bisa tetap menikmati hasil karya dari Bach, Mozart maupun Beethoven.
Siapa sebenarnya pencetus ide dari notasi musik barat modern seperti yang kita kenal sekarang ini? Pada abad ke sebelas (995-1050) seorang rahib dari ordo Benediktin yang bernama Guido dari Arezzo berusaha mengajarkan kepada siswa-siswinya untuk menghafal nada2 dari c-d-e-f-g-a. Karena ia sudah hafal dan sudah akrab di telinganya dengan “Ut Queant Laxis”, lagu Nasrani tentang Yohanes, maka ia menciptakan alat mnemonis: UT-queant laxis RE-sonare fibris MI-re gestorum FA-muli tuorum SOL-ve pollutis LA-biis reatum Sancte Iohannes Suku kata asli dari kata2 ke enam ungkapan ini telah bisa dijadikan nama nada: ut, te, mi, fa, sol, la. Hingga saat ini kita masih menggunakan sistem ini, hanya untuk kata UT telah dirobah menjadi DO dan setelah La masih ada tambahan Si. Guido dari Arezzo inilah yang membebaskan ketergantungan manusia pada abad sebelumnya daripada tradisi oral yang turun menurun diwariskan. Karena adanya nada notasi musik inilah maka umat manusia sekarang ini bisa memiliki harta simpanan yang sangat besar berupa ratusan ribu karya musik mulai dari karya musik yang berat, sampai ke lagu2 yang sederhana sampai dengan simfoni2 yang rumit. Melalui notasi ini pulalah, musik mulai bisa ditulis dan diajarkan dari lembaran musik, teori musik pun bisa diikuti melalui notasi dengan mana lebih mudah untuk mempelajari sebuah lagu maupun instrumen dari musik, dan mulai saat itu pula polifoni (lebih dari satu irama yang bisa dimainkan bersamaan) begitu juga dengan menciptakan keharmonian dalam nada musik maupun lagu. Dari sekolah Notre Dame di Paris terciptakan motet. Motet adalah awal harmoni empat bagian soprano, alto, tenor dan bas.
John C Hatton yang hidup diabad ke 18 tepatnya pada tahun 1793 telah menciptakan satu melodi yang lebih dikenal dengan nama “Duke Street”, berdasarkan nama jalan tempat dimana ia tinggal di St Helen, Inggris.

Asal mula Jancok

Bagi kalian yang orang jawa timur, pasti sudah tak asing lagi dengan kata jancok, kata ini sangat terkenal di jawa timur, Bahkan orang-orang di jawa tengah dan jawa barat pun sering mengucapkan kata ini. Lantas apa sebenarnya arti kata Jancok dan bagaimana asal mulanya bisa terbentuk kata ini.

Jancok atau dancok adalah sebuah kata khas Surabaya yang telah banyak tersebar hingga meluas ke seantero Indonesia bahkan sudah mendunia. Warga Jawa Timur seperti Surabaya, Malang dll turut andil dalam penyebaran kata ini.


Jancok berasal dari kata 'encuk' yang memiliki padanan kata bersetubuh atau fuck dalam bahasa Inggris. Berasal dari frase 'di-encuk' menjadi 'diancok' lalu 'dancok' hingga akhirnya menjadi kata 'jancok'.

Ada banyak varian kata jancok, semisal jancuk, dancuk, dancok, damput, dampot, diancuk, diamput, diampot, diancok, mbokne ancuk (=motherfucker), jangkrik, jambu, jancik, hancurit, hancik, hancuk, hancok, dll. Kata jangkrik, jambu adalah salah satu contoh bentuk kata yang lebih halus dari kata jancok.

Makna asli kata tersebut sesuai dengan asal katanya yakni 'encuk' lebih mengarah ke kata kotor bila kita melihatnya secara umum. Normalnya, kata tersebut dipakai untuk menjadi kata umpatan pada saat emosi meledak, marah atau untuk membenci dan mengumpat seseorang.

Namun, sejalan dengan perkembangan pemakaian kata tersebut, makna kata jancok dan kawan-kawannya meluas hingga menjadi kata simbol keakraban dan persahabatan khas (sebagian) arek-arek Suroboyo.

Kata-kata ini bila digunakan dalam situasi penuh keakraban, akan menjadi pengganti kata panggil atau kata ganti orang. Misalnya, "Yoopo kabarmu, cuk", "Jancok sik urip ae koen, cuk?". Serta orang yang diajak bicara tersebut seharusnya tidak marah, karena percakapan tersebut diselingi dengan canda tawa penuh keakraban dan berjabat tangan dong... Hehehehe....

Kata jancok juga bisa menjadi kata penegasan keheranan atau komentar terhadap satu hal. Misalnya "Jancok! Ayune arek wedok iku, cuk!", "Jancuk ayune, rek!", "Jancuk eleke, rek", dll. Kalimat tersebut cocok dipakai bila melihat sesosok wanita cantik yang tiba-tiba melintas dihadapan. Hehe...

Akhiran 'cok' atau 'cuk' bisa menjadi kata seru dan kata sambung bila penuturnya kerap menggunakan kata jancok dalam kehidupan sehari-hari. "Wis mangan tah cuk. Iyo cuk, aku kaet wingi lak durung mangan yo cuk. Luwe cuk.". Atau "Jancuk, maine Arsenal mambengi uelek cuk. Pemaine kartu merah siji cuk.

dan memang, kata ini sangat enak diucapkan, sampai sampai saya ketagihan mengucapkan kata ini, walaupun arti yang saya tekankan bukanlah arti kotor, tapi hanya sekedar kata pemanggilan saja, dan ternyata di pergaulan sekolah saya kata itu sudah biasa

referensi : http://anangku.blogspot.com/2009/02/jancok.html 

Sumber: http://sekedar-tahu.blogspot.com/2010/02/asal-mula-kata-jancok.html#ixzz1aBKiVzts

Wednesday 5 October 2011

Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia

Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia

Agama Islam lahir di Kota Mekah, Arab Saudi. Agama Islam disebarkan oleh Nabi Muhammad saw. Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia sejalan dengan perdagangan dan pelayaran. Agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat (India).

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan tentang proses masuknya Islam ke Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a. Agama Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 M. Pen­dapat ini didasarkan pada berita dari pedagang Arab yang telah menjalin hubungan dagang dengan Indonesia pada masa Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 M.
b. Agama Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-11. Pen­dapat ini didasarkan pada penemuan nisan makam Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik, Jawa Timur yang berangka tahun 1082 M.
c. Agama Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-13. Pen­dapat ini didasarkan pada berita Marcopolo (1292 M) dan batu nisan makam Sultan Malik al-Saleh (1297 M).

2. Peranan Para Ulama dalam Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Peranan ulama sangat besar dalam proses awal perkem-bangan Islam di Indonesia. Mereka sangat aktif menyebarkan agama Islam di berbagai wilayah di Indonesia. Para ulama yang sangat berjasa dalam penyebaran agama Islam di Jawa adalah Wali Sanga.


Adapun nama Wali Sanga adalah sebagai berikut:
1.   Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik, berasal dari Persia.
2.   Sunan Ampel atau Raden Rahmat.
3.   Sunan Drajat atau Syarifudin (putra Raden Rahmat).
4.   Sunan Bonang atau Mahdum Ibrahim (putra Raden Rahmat).
5.   Sunan Giri atau Raden Paku (murid Sunan Ampel).
6.   Sunan Kalijaga atau Joko Said.
7.   Sunan Kudus atau Jafar Sidiq.
8.   Muria atau Raden Umar Said.
9.   Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah.

Penyebaran agama Islam di Jawa selain dilakukan oleh Wali Sanga juga dilakukan oleh para ulama, seperti Syekh Bentong (berdakwah di sekitar Lawu), Sunan Bayat (berdakwah di Klaten), Sunan Panggung (berdakwah di Tegal), Syekh Abdulmulyi (berdakawah di Tasikmalaya), Sunan Sendang Duwur, dan Sunan Prapen (di Daerah Sendang Duwur Lamongan). Dakwah Islam itu juga dilakukan oleh beberapa ulama besar, seperti Dato'ri Bandang di daerah Gowa Makassar; Dato' Sulaeman di daerah Sulawesi Tengah dan Utara; Tuan Tunggang ri Parangan di Kalimantan Timur.

Islam berkembang di Indonesia melalui saluran perdagangan, dakwah, pernikahan,pendidikan  (pesantren), dan kesenian (pertunjukan wayang). Melalui cara-cara tersebut agama Islam cepat berkembang di Indonesia. Beberapa faktor yang mendorong Islam berkembang dengan cepat di Indonesia, antara lain:
1.        Islam tidak mengenal kasta atau pembagian masyarakat;
2.        Syarat untuk masuk Islam sangat mudah;
3.        Upacar keagamaan dalam Islam lebih sederhana;
4.        Semua manusia mempunyai kedudukan sama;
5.        Penyebaran Islam dilakukan melalui cara yang damai;
6.        Penyebaran Islam didukung oleh para raja atau tokoh lokal yang dihormati rakyat.

3. Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

1. Kerajaan Samudra Pasai
Samudra Pasai terletak di sebelah utara Perlak, Aceh. Samudra Pasai merupakan gabungan dari dua kerajaan, yaitu Kerajaan Samudra dan Kerajaan Pasai. Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Malik al-Saleh (Marah Silu).

2. Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim atau Ali Mughayat Syah (1514-1523). Kerajaan Aceh mencapai zaman kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Pada masa pemerintahannya, disusun undang-undang tata pemerintahan yang disebut Mahkota Alam. Kekayaan Kerajaan Aceh berasal dari hasil perkebunan alam lada. Kerajaan Aceh mulai mengalami kemunduran sejak masa pemerintah Sultan Iskandar Thani.


3. Kerajaan Demak

Demak pada mulanya adalah daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Ketika Majapahit runtuh, Demak memisahkan diri. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah (Putra Raja Brawijaya V dari Majapahit).
Raja-raja yang pemah memerintah di Demak yaitu:
1.   Raden Patah (Sultan Alam Akbar Al Fatah);
2.   Pati Unus (Pangeran Sabrang Lor);
3.   Sultan Trenggana.

Sultan Trenggana adalah raja terbesar Demak. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggana, muncul pemimpin perang yang sangat terkenal, yaitu Fatahillah. Fatahillah berhasil mengamankan Banten dan Sunda Kelapa (Jayakarta atau sekarang Jakarta) dari pengaruh Portugis.

Setelah Sultan Trenggana wafat, Demak mulai mengalami keruntuhan. Demak runtuh setelah terjadi konflik perebutan kekuasaan antara keturunan Sultan Trenggana dan keturunan Pangeran Sekar Sedolepen. Jaka Tingkir yang berhasil memadamkan konflik tersebut memindahkan pusat Kerajaan Demak ke daerah Pajang.

4. Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang didirikan oleh Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya. Berdirinya Kerajaan Pajang bermula dari peristiwa pertempuran antara Arya Penangsang (Putra Pangeran Sekar Sedolepen) dan Jaka Tingkir. Dalam pertempuran tersebut, Jaka Tingkir berhasil membunuh Arya Penangsang atas bantuan Ki Ageng Pamanahan, Ki Ageng Penjawi, dan Sutawijaya (Anak Ki Ageng Pemanahan). Selanjutnya, Jaka Tingkir memindahkan pusat kekuasaan Kerajaan Demak ke Pajang. Setelah manjadi raja, Jaka Tingkir mengangkat Ki Ageng Pamanahan menjadi bupati di Mataram (Mentaok). Ki Ageng Penjawi diangkat menjadi bupati Pati, dan Sutawijaya dijadikan anak angkat.

Keberadaan Kerajaan Pajang tidak bertahan lama. Setelah Sultan Hadiwijaya wafat, di Pajang terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Benawa (anak Sultan Hadiwijaya) dan Arya Pangiri (Bupati Demak). Atas bantuan Sutawijaya, Arya Pangiri berhasil dikalahkan. Selanjutnya, Pangeran Benawa menyerahkan takhta Kerajaan Pa­jang kepada Sutawijaya. Oleh Sutawijaya, pusat pemerintahan kerajaan dipindahkan ke Mataram.

5. Kerajaan Mataram

Setelah berhasil memindahkan pusat kerajaan, Sutawijaya dinobatkan menjadi Raja Mataram dengan gelar Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama. la memerintah Mataram mulai tahun 1586. Pada tahun 1601, Panembahan Senapati wafat dan posisinya digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang. Pemerintahan Mas Jolang tidak berlangsung lama. Pada tahun 1613, ia wafat. Selanjutnya, posisinya di­gantikan oleh putrahya yang bemama Mas Rangsang atau Sultan Agung.

Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai puncak kejayaan. Sul­tan Agung pernah memerintahkan pasukannya untuk menyerang VOC di Batavia pada tahun 1628 dan 1629. Namun, penyerangan tersebut mengalami kegagalan karena lumbung padi/logistik pasukan Mataram dibakar oleh VOC.

Pada masa kekuasaan Sultan Agung berkembang kesusastraan Jawa. Karya sastranya yang terkenal berjudul Sastra Gending. Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan dimakamkan di Imogiri. Setelah Sultan Agung wafat, Kerajaan Mataram mulai mengalami kemunduran.

6. Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Pada awalnya, Cirebon merupakan bagian dari kekuasaan Demak. Namun, Cirebon dapat melepaskan diri dari kekuasaan Demak dan berdiri sebagai kerajaan yang merdeka, Kerajaan Cirebon berkembang sebagai pusat perdagangan dan pusat penyiaran agama Islam di daerah Jawa Barat.

Pemerintahan Sunan Gunung Jati di Cirebon tidak berlangsung lama karena beliau lebih menekuni bidang keagamaan. Setelah menyerahkan takhta kerajaan kepada cucunya yang bernama Panembahan Ratu, Sunan Gunung Jati segera mengundurkan diri dan menyepi di Gunung Jati.

Pada tahun 1679, Cirebon terbagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Kasepuhan dan Kanoman. Pada perkembangan selanjutnya, Kanoman kembali dibagi menjadi dua kuasaan, yaitu Kanoman dan Kacirebonan. Dengan demikian, kekuasaan Cirebon terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Pada akhir abad ke-17, Cirebon berhasil dikuasai VOC.

7. Kerajaan Banten

Sebelum menjadi kerajaan Islam, Banten merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Peletak dasar Kerajaan Banten adalah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Kerajaan Banten muncul sebagai negara merdeka setelah melepaskan diri dari Demak. Rajanya yang pertama adalah Sultan Hasanuddin (1551-1570).

Setelah Sultan Hasanuddin mangkat pada tahun 1570, Banten diperintah oleh Panembahan Yusuf. Pada tahun 1579, Panembahan Yusuf berhasil menaklukkan Pakuan dan Kerajaan Pajajaran.

Raja Banten selanjutnya adalah Maulana Muhammad yang bergelar Kanjeng Ratu Banten. Maulana Muhammad gugur dalam penyerangan ke Palembang. Pengganti Sultan Maulana Muhammad adalah putranya yang bemama Abdul Mufakir. Pada masa pemerintahan Abdul Mufakir, armada Belanda yang dipimpin Comelis de Houtman tiba di Banten.

Banten mengalami zaman kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Banten dilanda perang saudara. Sultan Ageng Tirtayasa terlibat perang dengan putranya yang bemama Sultan Abdul Kahar atau Sultan Haji yang bersekutu dengan VOC. Dalam perang ini, Sultan Ageng Tirtayasa berhasil dikalahkan oleh Sultan Haji dan VOC.



8. Kerajaan Makasar

Kerajaan Makassar merupakan gabungan dari Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo. Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo disatukan oleh Daeng Manrabia (Raja Gowa) dan Karaeng Mantoaya (Raja Tallo). Setelah bergabung, Daeng Manrabia diangkat menjadi Raja Makassar dengan gelar Sultan Alauddin (1591-1639). Sementara itu, Karaeng Mantoaya diangkat menjadi patih dengan gelar Sultan Abdullah. Pusat pemerintahan Kerajaan Makassar berada di Sombaopu.

Untuk memperluas wilayahnya, Makassar melakukan politik ekspansi ke wilayah lain. Akan tetapi, wilayah Bone, Wajo, dan Soppeng tetap sulit untuk ditaklukkan. Ketiga wilayah ini memperkokoh persatuannya dengan membentuk Tellumpocco atau Tiga Kekuasaan. Bone dianggap sebagai saudara tua, Wajo saudara tengah, dan Sop­peng saudara bungsu. Atas usaha keras yang dilakukan oleh Makassar, akhimya Tellum­pocco dapat ditaklukkan.

Pengganti Sultan Alaudin adalah Muhammad Said. Setelah Muhammad Said wa­fat, Makassar diperintah oleh Sultan Hasanuddin yang dikenal sebagai Ayam Jantan dari Timur. Sultan Hasanuddin membawa Kerajaan Makassar mencapai masa kejayaan. Sultan Hasanuddin berkeinginan menjadi penguasa tunggal dijalur perdagangan Indo­nesia Timur. Keinginan itu terhalang oleh VOC yang berkuasa di Maluku. Akibatnya, Makassar dan VOC sering terlibat peperangan.

Untuk menangkal ekspansi yang dilakukan Sultan Hasanuddin, VOC bekerja sama dengan Raja Bone, Am Palaka. Akhimya, VOC dapat merebut ibu kota Kerajaan Ma­kassar. Kekalahan yang diderita oleh Sultan Hasanuddin memaksanya untuk menan-datangani Perjanjian Bongaya. Setelah penandatanganan perjanjian tersebut, Kerajaan Makassar terns mengalami kemunduran dan akhimya jatuh ke tangan VOC.

9. Kerajaan Ternate

Kerajaan Ternate terletak di Maluku Utara. Ibu kota Kerajaan Temate terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Kerajaan Temate mengalami perkembangan pesat karena wilayahnya banyak menghasilkan rempah-rempah. Rempah-rempah sangat dibutuhkan oleh para pedagang, baik dari Indonesia sendiri maupun asing.

Raja Temate yang pertama kali memeluk Islam adalah Zainal Abidin. Kerajaan Temate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Wilayah kekuasaan Temate cukup luas hingga mencapai Filipina. Untuk melindungi wilayah­nya, Kerajaan Temate membangun armada laut yang kuat. Kerajaan Ternate berhasil membentuk Uli Lima atau persekutuan lima. Persekutuan ini dipimpin oleh Kerajaan Temate dengan anggotanya Obi, Bacan, Seram, dan Ambon.

10. Kerajaan Tidore

Kerajaan Tidore juga terletak di Kepulauan Maluku. Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Wilayah Kerajaan Tidore cukup luas, yaitu meliputi Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Kai, dan Irian (papua).

Kerajaan Tidore berhasil membentuk Uli Siwa atau persekutuan sembilan untuk menandingi Uli Lima. Uli Siwa dipimpin oleh Todore dengan anggota Jailolo, Makyan, Kai, Pulau Raja Ampat, dan pulau-pulau di sekitar Papua.

Kerajaan Tidore dan Kerajaan Temate semula hidup berdampingan. Namun, keduanya terlibat perang setelah bangsa Portugis dan Spanyol masuk ke Maluku. Bangsa Portugis yang datang ke Maluku pada tahun 1512 bersahabat dengan Kerajaan Ternate Sementara itu, Spanyol yang datang pada tahun 1522 bersahabat dengan Kerajaan Tidore. Konflik antara Portugis dan Spanyol tersebut akhimya diselesaikan melalui Perjanjian Saragosa. Menurut isi perjanjian tersebut, Spanyol diwajibkan keluar dari Maluku dan diberi hak untuk berkuasa di Filipina. Portugis diberi hak untuk berkuasa di wilayah Maluku.

Peninggalan Sejarah Bercorak Islam di Indonesia

1. Masjid
Masjid adalah tempat ibadah umat Islam. Letak masjid kuno biasanya berada di sebelah barat alun-alun keraton. Arsitektur masjid-masjid kuno di Indonesia mempunyai ciiri khusus, yaitu beratap tingkat. Gaya arsitektur masjid beratap tingkat tersebu merupakan ciri khas bangunan candi. Beberapa peninggalan bersejarah Islam di Indonesia yang berupa masjid kuno, antara lain Masjid Demak, Masjid Sendang Duwur (Tuban), Masjid Agung Kasepuhan (Cirebon), Masjid dan Menara Kudus, Masjid Baiturrahman Aceh, dan Masjid Sunan Ampel di Surabaya.

2. Makam  dan Nisan

Makam-makam peninggalan zaman Islam, antara lain makam Sunan Gunung Jati di Cirebon (Jawa Barat), makam Sunan Tembayat di Klaten (Jawa Tengah), makam Troloyo di Mojokerto (Jawa Timur), dan makam raja-raja Mataram di Imogiri, Yogyakarta. Nisan-nisan kuno peninggalan zaman Islam, antara lain nisan makam Sultan Malik Al Saleh dari Samudra Pasai yang berangka tahun 1297 M, nisan makam Fatimah Binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 1082 M, dan nisan makam Maulana Malik Ibrahim yang berangka tahun 1419 M di Aceh Utara.

Keraton merupakan tempat tinggal raja atau sultan bersama keluarganya. Keraton juga berfungsi sebagai tempat pertemuan antara raja dan para pejabat kerajaan. Peninggalan sejarah berupa bangunan keraton, antara lain Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman di Cirebon, Keraton Kesultanan Aceh, Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, Istana Raja Gowa, Istana Mangkunegaran, dan Istana Pakualaman.

3. Kaligrafi

Kaligrafi adalah seni melukis indah dalam bentuk tulisan Arab. Seni kaligrafi muncul dan berkembang karena adanya larangan dalam agama Islam untuk menggam-barkan sesuatu makhluk hidup sesuai bentuk aslinya. Seni kaligrafi mempunyai pola tertentu, misalnya pola tumbuhan dan pola makhluk hidup. Seni kaligrafi biasanya ba-nyak terdapat pada dinding-dinding masjid,* terutama pada bagian mihrab dan menara.

4. Seni Pertunjukan

Pada masa Islam, muncul seni pertunjukan yang berhubungan dengan upacara-upacara keagamaan. Upacara-upacara keagamaan yang sampai sekarang masih dilaksanakan adalah perayaan Garebeg Suro, garebek besar dan garebek maulid (sekaten). Selain sekaten, peninggalan seni pertunjukan Islam adalah tari Seudati di Aceh dan permainan Debus di Banten.

5. KaryaSastra

Tokoh pemikir sastra Islam di Indonesia yang terkenal adalah Hamzah Fansyuri dan Nuruddin ar Raniri di Sumatera. Buku-buku karya Hamzah Fansyuri banyak memuat ajaran tasawuf. Hasil karya sastra Hamzah Fansyuri adalah Syair Perahu dan Syair Si Burung Pingai. Buku-buku karya dari Nuruddin ar Raniri adalah Bustanus Salatin dan Sirotol Mustaqim.

Dilihat dari corak dan isinya, kesusastraan Islam yang berkembang di Indonesia dapat dibedakan dalam beberapa jenis sebagai berikut.
a. Hikayat
Contoh peninggalan hikayat, antara lain Hikayat Hang Tuah, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Bahtiar, dan Hikayat Si Miskin.
b. Babad
Contoh peninggalan berupa babad, antara lain Babad Giyanti dan Babad Tanah Jawi.
c. Suluk
Suluk adalah kitab-kitab yang menerangkan masalah tasawuf.
Contoh beberapa jenis kitab siiluk:
1. Suluk Sukarsa, menceriterakan seseorang (Ki Sukarsa) yang mencari ilmu untuk mendapatkan kesempumaan.
2.  Suluk Wujil, berisi wejangan-wejangan sunan Bonang kepada Wujil (wujil adalah seorang yang kerdil dan bekas abdi raja Majapahit)
3.  Suluk Malang Sumirang, berisi pujian dan mengungkapkan seseorang yang telah mencapai kesempumaan dan bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa.

6. Taman dan Pemandian
Beberapa taman dan pemandian yang masih ada hingga sekarang, yaitu
a. Taman Sunyoragi di Cirebon;
b. Taman Sari di Yogyakarta.

7. Pintu Gerbang atau Benteng/Baluwarti

Setiap keraton dilengkapi dengan pintu gerbang dan benteng. Pintu gerbang ber-bentuk padurasa dan candi bentar (belahan) banyak ditemukan di keraton. Selain itu, berapa pintu gerbang yang bersifat lokal. Misalnya pintu Semar Tinadu dan Semar Pinondong serta beberapa bentuk pintu yang disebut lawang dan plengkung (Misalnya Plengkung Gading di Yogyakarta). Peninggalan berupa benteng yang masih ada sampai sekarang ialah di Keraton Yogyakarta, Surakarta, Kanoman, dan Kasepuhan.

8. Pesanggrahan

Pesanggrahan adalah tempat sementara sebelum seorang raja mendirikan keraton. Misalnya, pesanggrahan petilasan Ambarketawang, Yogyakarta. Pesanggrahan juga merupakan tempat tinggal raja setelah turun tahta. Misalnya, pesanggrahan Ambarukmo.

Masa Hindu Budha Di indonesia ( Sejarah Grade XI )

Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu-Buddha di Indonesia

1. Agama Hindu
Kebudayaan Hindu mempakan perpaduan antara kebuda-yaan bangsa Arya dan Asia dan kebudayaan bangsa Dravi-da (bangsa asli India). Agama Hindu bersumber pada kitab Weda yang terdiri atas empat samhita atau himpunan sebagai berikut.
a.   Regweda, berisi syair puji-pujian kepada dewa.
b.   Samaweda, berisi nyanyian-nyanyian pujian.
c.   Yajurweda, berisi doa-doa.
d.   Atharwaweda, berisi mantra-mantra untuk sihir dan ilmu
gaib.

Agama Hindu mengenal banyak dewa. Dewa terpenting dalam agama Hindu adalah Trimurti (Brahma, Wisnu, dan Syiwa). Masyarakat Hindu terbagi menjadi beberapa kasta berdasarkan pembagian tugas atau pekerjaan.

Keempat kasta itu adalah sebagai berikut.
a.   Kasta Brahmana terdiri atas pemuka agama Hindu.
b.   Kasta Ksatria terdiri atas raja dan keluarga serta bangsawan istana.
c.   Kasta Waisya terdiri atas pedagang, petani, dan peternak.
d.   Kasta Sudra terdiri atas orang miskin dan buruh.

Selain keempat kasta tersebut, terdapat juga kelompok masyarakat yang berada di luar kasta tersebut yang disebut kas­ta Paria yang terdiri atas para pengemis dan gelandangan.
Kasta Paria tidak dikenal di Indonesia.

2. Agama Buddha
Agam Buddha lahir di Lembah Sungai Gangga (Kapilawastu). Agama Buddha tumbuh dan berkembang sebagai reaksi terhadap dominasi kasta Brahmana di dalam kegiatan keagamaan agama Hindu. Agama Buddha dipelopori oleh Sidharta Gautama. Pokok-pokok ajaran agama Buddha tertuang dalam kitab  Tripitaka (tiga keranjang).
berapa tempat yang dianggap keramat oleh penganut agama Buddha, antara lain sebagai berikut.
a.   Kapilawastu, tempat lahir Sidharta
b.    Bodda Gaya, tempat Sidharta bersemedi dan memperoleh bodhi (wahyu).
c.   Sarnath, tempat Sidharta mengajar ilmu pertama kali.
d.   Kusinagara, tempat Sidharta wafat.
Dalam perkembangannya, agama Buddha terpecah menjadi dua aliran, yaitu Budha Hinayana (Kendaraan Kecil) dan Buddha Mahayana (Kendaraan Besar).

3. Masuk dan Berkembangnya Hindu di Indonesia
Masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia berkaitan erat dengan hubungan dagang yang telah terjalin dengan India dan Cina. Menurut para ahli sejarah, ada beberapa teori tentang masuknya agama Hindu di Indonesia.
a.   Teori  Brahmana, dikemukakan oleh J.C. Van Leur. Teori ini menyatakan bahwa masuknya  Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum brahmana atau para pendeta.
b.    Teori Ksatria, dikemukakan oleh F.D.K. Bosh. Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa o leh kaum ksatria.
c.    Teori Waisya, dikemukakan oleh N.J. Krom. Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum waisya atau para Pedagang.
d.    Teori Arus Balik, menyatakan bahwa agama Hindu disebarkan oleh para pedagang Indonesia yang pergi ke India.

Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1400 M dan terletak di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Bukti sejarah Kerajaan Kutai adalah tujuh buah prasasti berupa yupa yang ditemukan di dekat Muara Kaman tepi Sungai Mahakam. Yupa merupakan tugu peringatan upacara kurban. Raja pertama Kerajaan Kutai bemama Kudungga. Setelah Kudungga meninggal, posisi raja diduduki oleh Aswawarman. Aswawarman disebut sebagai Wangsakarta atau pembentuk keluarga atau dinasti. Raja terbesar Kerajaan Kutai adalah raja Mulawarman, anak Aswawarman.

2. Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu yang berdiri pada awal abad ke-5 di Jawa Barat. Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara berasal dari berita Cina pada masa pemerintahan Dinasti Tang dan Sung. Selain itu, sumber sejarah Kerajaan Tarumane­gara juga berasal dari tujuh buah prasasti sebagai berikut. a. Prasasti Ciaruteun, ditemukan di dekat muara Sungai Cisadane, Jawa Barat.
Prasasti Kebun Kopi, ditemukan di Cibungbulang, Bogor.

a.Prasasti Tugu, ditemukan di Cilincing, Jakarta Utara.
b.Prasasti Jambu, ditemukan di Bukit Koleangkak, dekat Bogor.
c.Prasasti Pasir Awi, ditemukan di Bogor.
d.Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor.
e.Prasasti Lebak, ditemukan di Lebak, Jawa Barat.
f. Raja terkenal yang memerintah Kerajaan Tarumanegara bemama Pumawarman. Di masa pemerintahannya, Tarumanegara mencapai zaman keemasan.

3. Kerajaan Ho-Ling atau Kaling

Keberadaan Kerajaan Kaling dapat diketahui dari berita Cina yang menyatakan bahwa sekitar abad ke-7 M di Jawa Tengah terdapat sebuah kerajaan yang disebut Ho-Ling atau Kaling. Rajanya bernama Putri Sima yang memerintah sekitar tahun 674 M. Putri Sima menjalankan pemerintahan dengan bijaksana. Pada masa pemerintahan Ratu Sima ada seorang pendeta Buddha yang terkenal, yaitu Janabhadra. Berdasarkan bukti-bukti yang ada, sebagian rakyat Kerajaan Kaling beragama Buddha. Akan tetapi, Ratu Sima tetap beragama Hindu Syiwa.

4. Kerajaan Kanjuruhan
Kerajaan Kanjuruhan berdiri sekitar tahun 760 M di Jawa Timur. Rajanya ber­nama Dewasingha. Setelah Dewasingha mangkat, anaknya yang bemama Limwa dilantik menjadi raja dengan gelar Gajayana. Raja Gajayana pemah memerintahkan pembangunan sebuah candi bemama Candi Badut. Keterangan tentang Kerajaan Kan­juruhan diperoleh dari Prasasti Dinoyo yang ditemukan di Desa Kanjuron, dekat Kota Malang. Kerajaan Kanjuruhan tidak mampu bertahan setelah ditaklukkari oleh Rakai Watukura dari Kerajaan Mataram Kuno.

5. Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak Buddha terbesar di Indone­sia. Kerajaan ini berada di Palembang. Sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya berasal dari dua sumber, yaitu prasasti dan berita dari Cina. Prasasti tersebut, antara lain sebagai berikut.
a.   Prasasti Kedukan Bukit (683 M), ditemukan di daerah Kudukan Bukit di tepi Sungai  Tatang dekat Palembang.
b.   Prasasti Talang Tuo (684 M) ditemukan di daerah Talang Tuo dekat Palembang.
c.   Prasasti  Palas Pasemah (ditemukan di daerah Palas Pasemah, Lampung Selatan.
d.   Prasasti Kota Kapur (686 M) , ditemukan di daerah Bangka
e.    Prasasti Karang berahi (6S6 M), ditemukan di tepi Sungai Merangin, cabang Sungai Batang Hari daerah Jambi Hulu.
f.      Prasasti Telaga Batu, ditemukan di dekat Palembang.
Sumber sejarah yang berasal dari luar negeri, antara lain Prasasti Ligor (Malaysia), Prasasti  Canton (Cina), dan berita dari Cina (catatan Dinasti Tang dan I-Tsing). Di Sriwijaya terdapat seorang guru agama Buddha yang terkenal bernama Sakyakirti. Kerajaan sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Balaputradewa (putra  Raja Samaratungga dari Mataram Kuno Jawa Tengah). Sriwijaya disebut sebagai kerajaan m dan negara nasional pertama Indonesia.
Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-11 M. Kerajaan Sriwijay a runtuh setelah mendapat serangan dari Kerajaan Colamandala (India) tahun1025,  Kerajaan Singasari (1275), dan Kerajaan Majapahit (1377).

6. Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah. Sumber sejarah Kerajaan Mataram Kuno bersumber pada Prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M. Mataram Kuno didirikan oleh Sanna. Selanjutnya, posisi Sanna sebagai raja digantikan oleh Sanjaya. Dalam perkembangannya, Kerajaan Mataram Kuno terbagi menjadi dua kekuasaan  yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra.

NO
Dinasti Sanjaya
NO
Dinasti Syailendra

1
Dirintis oleh Raja Sanjaya.

1
Dirintis oleh Raja Bhanu.
2
Bercorak Hindu
2
Bercorak Buddha.

3
Berkuasa di Jawa Tengah bagian utara
3
Berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan
4
Raja-raja yang memerintah:
1.    Rakai Sanjaya;
2.    Rakai Panangkaran;
3.    Rakai Panunggalan;
4.    Rakai Warak;
5.    Rakai Garung;
6.    Rakai Pikatan;
7.    Rakai Kayuwangi;
8.    Rakai Watuhumalang;
9.    Rakai Watukura Dyah Balitung;
10. Rakai Daksa;
11. Rakai Tulodhong;
12. Rakai Wawa;
13. Empu Sindok.
4
Raja-raja yang memerintah:
1. Raja Bhanu;
2. Raja Wisnu;
3. Raja Indra;
4. Raja Samaratungga;
5. Raja Balaputradewa;
6.Ratu Pramodhawardani.

5
Candi peninggalan:
1.    Candi Prambanan, dibangun pada masa Rakai Pikatan;
2.    Candi Sambisari;
3.    Candi Gedong Songo;
4.    Candi Ratu Boko;
5.    Candi Dieng;
6.    Candi Sukuh.
5
Candi peninggalan:
1.   Candi Sewu, dibangun pada masa Raja Indra;
2.   Candi Kalasan;
3.   Candi Pawon;
4.   Candi Mendut;
5.   Candi Sari.


6:

Mencapai zaman keemasan pada masa Rakai Watukura Dyah Balitung.

6.

Mencapai zaman keemasan pada masa Raja Samaratungga.


Terbaginya Mataram Kuno menjadi dua dinasti terjadi mulai masa pemerintahan Rakai Panangkaran. Pada masa selanjutnya, Mataram Kuno dapat dipersatukan kembali melalui perkawinan antara Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya) dan Pramodawardhani (Dinasti Syailendra).

7. Medang Kamulan

Kerajaan Medang Kamulan adalah kerajaan Hindu kelanjutan Kerajaan Mataram Kuno Dinasti Sanjaya. Akan tetapi, Medang Kamulan diperintah oleh Dinasti Isana yang dirintis oleh Empu Sindok. Sumber sejarah Medang Kamulan bersumber pada Prasasti Empu Sindok dan Prasasti Calcuta.

NO
RAJA
KETERANGAN
1.
Empu Sindok

a.   Raja pertama Medang Kamulan.
b.   Memindahkan ibu kota Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
c.   Terjadi penggubahan kitab agama Buddha, yaitu Kitab Sang Hyang Kamahayanikan.
2.
Sri Isanatunggawijaya  
Putri Empu Sindok yang menikah dengan Raja Lokapala.
3.
Dharmawangsa Teguh

a.   Cucu Empu Sindok.
b.   Pada tahun 1003, dia mengirimkan pasukan untuk menye-rang Sriwijaya, tetapi gagal.
c.   Sriwijaya membalas menyerang Medang Kamulan melalui jasa Kerajaan Wura Wari. Akibatnya, Raja Dharmawang­sa gugur dan Medang. Kamulan mengalami kehancuran. Peristiwa ini dikenal dengan Pralaya atau pemusnahan.

4.
 Airlangga

a.   Putra Raja Udayana (Bali) dan Mahendradatta (saudari Dharmawangsa Teguh).
b.   Airlangga adalah orang yang selamat dari peristiwa Pra­laya. la berhasil melarikan diri bersama dengan pengikut setianya, Narottama.
c.   Airlangga berhasil membangun kembali kekuasaan Me­dang Kamulan dengan memindahkan pusat pemerintahan ke Kahuripan sehingga kerajaannyajuga disebut Kerajaan Kahuripan.
d.   Pada masa pemerintahannya, lahir karya sastra berjudul kitab Arjunawiwaha karya Empu Kanwa.


Sebelum turun takhta, ia membagi kerajaannya menjadi dua wilayah, Jenggala (Singasari) dengan ibu kota Kahu-ripan dan Kediri (Panjalu) dengan ibu kota Daha. Pemba-gian ini dilakukan oleh Empu Barada dengan batas kedua kerajaan adalah Sungai Brantas.

8. Kediri

Kerajaan Kediri atau Panjalu mempakan kelanjutan Kerajaan Kahuripan. Kerajaan Kediri adalah penyatuan antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Raja-raja yang pemah memerintah Kerajaan Kediri adalah sebagai berikut.

NO
RAJA
KETERANGAN
1.
Sri Bameswara

Sri Bameswara adalah Raja Kediri yang banyak meninggalkan prasasti, seperti Prasasti Panunbanga, Prasasti Geneng, Prasasti Candi Tuban, dan Prasasti Tangkilan. Prasasti tersebut banyak membahas masalah keagamaan.



2
Jayabaya
a. Raja terbesar Kediri. Di bawah pemerintahannya, Kediri men-capai zaman keemasan.
b. Lahir kitab Bharatayudha karya Empu Sedan dan Empu Panu-luh.
c. Jayabaya adalah raja yang terkenal pandai meramal. Ramalannya tertulis dalam kitab berjudul Jongko Joyoboyo.
d. Setelah Jayabaya meninggal, berturut-turut Raja Kediri dijabat oleh Sarweswara, Sri Aryyeswara, Sri Gandra, Kameswara, dan Kertajaya.
3
Kertajaya
a.   Pada masa pemerintahannya, ia berselisih dengan kaum brahmana. Kaum brahmana meminta bantuan kepada Ken Arok untuk melawan Kertajaya.
b.   Kertajaya adalah Raja Kediri yang terakhir. Dalam pertem-puran di Desa Center pada tahun 1222, Kertajaya dapat dikalahkan oleh Ken Arok (Akuwu Tumapel).


9. Singasari

Setelah berhasil mengalahkan Kertajaya, Ken Arok membangun Kerajaan Singaari. Sumber sejarah mengenai Kerajaan Singasari terdapat dalam kitab Pararaton (menceritakan raja-raja Singasari) dan berita Cina. Raja-raja yang pemah memerintah kerajaan Singasari adalah sebagai berikut.


NO
RAJA
KETERANGAN
1.
Ken Arok
a.     Ken Arok adalah pendiri Dinasti Rajasa atau Girindrawangsa. la mempunyai dua istri, yaitu Ken Umang dan Ken Dedes (mantan istri Tunggul Ametung).
b.     Ken Arok hanya lima tahun menjadi raja. la dibunuh oleh Anusapati (anak dari Ken Dedes dan Tunggul Ametung).
2.

Anusapati

a.     Anusapati adalah raja kedua Singasari.
b.     Anusapati mati dibunuh oleh Tohjaya (anak dari Ken Urnai dan Ken Arok).
3.

Tohjaya

a.    Tohjaya menjadi raja menggantikan Anusapati. la hannya memerintah beberapa bulan saja.
b.    Tohjaya dibunuh oleh Ranggawuni (putra Anusapati) dengan dukungan dari Mahesa Cempaka (cucu Ken Dedes dan Tunggul Ametung).
4.

Ranggawuni atau Wisnuwardana

a.       Ranggawuni atau Wisnuwardana menjadi raja menggantika Tohjaya.
b.       Ranggawuni dibantu oleh Mahesa Cempaka.
5.

Kertanegara

a.  Kertanegara adalah putra Ranggawuni. la bercita-cita menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Singasari.
b.  Kertanegara memerintahkan Ekspedisi Pamalayu pada tahu 1275 untuk menaklukkan Kerajaan Melayu di Sumatera.
c.  Kertanegara berusaha menahan ekspedisi Kubilai Khan da Mongol dengan menjalin persahabatan dengan Raja Jayasing hawarman III dari Campa.
d.  Kertanegara adalah Raja Singasari yang terakhir. la meninggal setelah dibunuh oleh Jayakatwang (keturunan Kediri) yang kemudian mendirikan Kerajaan Kediri kembali.



lO.Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan dari Kerajaan Singasari. Sejarah Ker, jaan Majapahit berawal dari Desa Tarik di Delta Sungai Brantas yang merupakan h, diah dari Raja Kediri bernama Jayakatwang. Kerajaan Majapahit didirikan oleh Rade Wijaya, menantu Kertanegara.

NO
RAJA
KETERANGAN
1
Raden Wijaya

a.     Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit pada tahun 1293 M dengan gelar Kertarajasa.
b.     Muncul beberapa pemberontakan yang dilakukan oleh sa-habat-sahabatnya, yaitu Pemberontakan Rangga Lawe, Sora dan Nambi.
c.     Pada tahun 1309 M, Raden Wijaya wafat dan dimakamkan di Antapura serta Candi Simping, Blitar.


2.
Jayanegara atau Kalagemet

a. Muncul beberapa pemberontakan, yaitu Pemberontakan Juru Demung (1313 M), Gajah Biru (1314 M), Nambi (1316 M), Kuti (1319 M), dan Semi (1319 M). Pemberontakan Kuti adalah pemberontakan terbesar dan hampir meruntuhkan Majapahit. Namun, semua pemberontakan tersebut dapat di-hancurkan pasukan Bhayangkari di bawah pimpinan Gajah Mada.
b. Pada tahun 1328 M, Jayanegara terbunuh oleh Tabib Tanca. Jenazah Jayanegara dimakamkan di Sila Petak, Bubat serta di Sukalila.

3.
Tribuanatunggadewi Jayawisnuwardana
a. Pada masa pemerintahan Tribuanatunggadewi Jayawisnuwardana  terjadi pemberontakan Sadeng dan pemberontakan Keta pada tahun 1331 M. Pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh pasukan Gajah Mada.
b. Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Majapahit. Ma-hapatih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Amukti Palapa. Gajah Mada bersumpah tidak akan istirahat dan menikmati kenikmatan dunia sebelum berhasil menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
c.  Pada tahun 1350 M, Tribhuwanatunggadewi menyerahkan kekuasaan Kerajaan Majapahit kepada anaknya yang bema-ma Hayam Wuruk.

4.
Hayam Wuruk

a.      Raja Hayam Wuruk membawa Majapahit ke puncak kejayaan.
b.      Peran Gajah Mada bagi kejayaan Majapahit sangat besar, terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan Majapahit. Karena wilayah kekuasaannya sangat luas, Majapahit disebut sebagai negara nasional kedua Indonesia. Majapahit memi-liki armada laut yang kuat di bawah pimpinan Laksamana Nala.
c.      Kerukunan hidup beragama terjaga dengan baik. Agama Hin­du Syiwa diatur oleh Dharmmadhyaksa ring kasaiwan dan agama Buddha diatur oleh Dharmmadhyaksa ring kasogat-an.
d.      Muncul karya sastra terkenal, kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca dan Arjunawijaya serta Sutasoma karya Empu Tantular. Dalam kitab Sutasoma terdapat istilah Bhin-neka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangarwa. Terjadi Perang Bubat yang disebabkan perselisihan antara rombongan pengantin Dyah Pitaloka dari Kerajaan Sunda dengan Gajah Mada. Perselisihan tersebut menimbulkan per-tempuran di Bubat sehingga Raja Sunda gugur dan Dyah Pi­taloka bunuh diri.











Wilayah kekuasaan Majapahit sangat luas, meliputi daerah pusat atau Negara i daerah-daerah bawahan. Berikut pembagian wilayah Kerajaan Majapahit.
a.   Daerah pusat atau Negara Agung meliputi ibu kota Wilwatikta dan daerah sekitarnya, seperti Singasari, Kediri, Jenggala, Tuban, dan Madura.
b.    Daerah-daerah bawahan meliputi Jawa, Andalas (Sumatera), Tanjungnegara (Kalimantan), daerah Semenanjung Malaya, Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi, Maluku, dan Irian. Daerah ini disebut Daerah Delapan. Selain daerah-daerah tersebut, Majapahit memiliki negara-negara sahabat yang meliputi, Siam, Burma, Kamboja, Annam, India, dan Cina. Negara-negara sahabat itu dikenal sebagai Mitreka Stata.
Setelah Gajah Mada dan Hayam Wuruk meninggal, Majapahit mulai mengalami kemunduran dan keruntuhan. Hal tersebut ditandai dengan candrasangkala berbunyi sirno ilang kertaning bumi (1400 saka atau 1478 M).

Faktor-faktor keruntuhan Kerajaan Majapahit , antara lain sebagai berikut:
a.   Pudarnya kewibawaan Majapahit setelah meninggalnya Gajah Mada dan raja Hayam Wuruk.
b.   Terjadinya Perang Paregreg (perang saudara) antara Bhre Wirabhumi dan Raja Wikramawardhana.
c.   Raja daerah banyak yang memisahkan diri dari Majapahit. d. Berkembangnya agama Islam di pesisir utara Pulau Jawa dengan diikuti berdirinya Kerajaan Demak.

11. Kerajaan Sunda

Keberadaan Kerajaan Sunda diketahui dari Carita Parahyangan. Sumber lain yang menyebutkan adanya Kerajaan Sunda adalah Prasasti Sahyang Tapak dan Prasasti Batu Tulis. Pada awalnya, pusat Kerajaan Sunda terletak di Galuh, Jawa Barat.
Berikut raja-raja yang pemah memerintah Kerajaan Sunda.

NO
RAJA
KETERANGAN
1
Sena
Sena merupakan raja pertama Kerajaan Sunda. la turun takhta setelah posisinya direbut oleh Purbasora.

2
Purbasora
Masa pemerintahan Purbasora tidak berlangsung lama. Posi­sinya kembali direbut oleh Sena.

3
Sri Jabhumi
Masa kekuasaannya dijelaskan dalam Prasasti Sahyang Ta­pak. la berkuasa di Pakuan Pajajaran.

4
Rahyang Niskala Wastu Kencana
a.           Wastu Kencana berkuasa menggantikan Jayabhupati.
b.           Pada masa pemerintahannya, ibu kota Kerajaan Sunda dipindahkan ke Kawali.
c.            Wastu Kencana mendirikan Keraton Surawisesa di Ka­wali.
d.           Setelah wafat, ia digantikan oleh Rahyang Dewa Niska­la.

5
Sri Baduga Maharaja
a. Sri Baduga memerintah Kerajaan Sunda di Galuh.
b. Sri Baduga tewas dalam Perang Bubat (1357).

6
Hyang Bunisora
a. Setelah Sri Baduga tewas, Kerajaan Sunda dipimpin oleh Hyang Bunisora.
b. Hyang Bunisora adalah pengasuh putra mahkota. ia berkuasa selama 14 tahun.
c. Setelah Hyang Bunisora meninggal, Kerajaan Sunda berturut-turut dipimpin oleh Wastu Kancana, Tohaan, dan Ratu Jayadewata.

7
Samiam atau Prabu Surawisesa

a. Pada masa pemerintahannya, Islam mulai berkembang di Jawa Barat. Kerajaan Sunda mulai terancam oleh perkembangan Banten dan Cirebon.
b. Untuk menahan perkembangan Islam di Jawa Barat, Samiam meminta bantuan Portugis di Malaka. Akan tetapi, usaha tersebut sia-sia.

8
Prabu Ratu Dewata
a. Setelah Samiam meninggal, posisinya digantikan oleh Prabu Ratu Dewata.
b. Pada masa Prabu Ratu Dewata, Kerajaan Sunda runtuh (1579). Kerajaan Sunda runtuh setelah Maulana Yusuf dari Banten berhasil merebut ibu kota Pakuan Pajajaran.






12. Kerajaan Bali

Keberadaan Kerajaan Bali diketahui dari Prasasti Sanur yang berangka tahun 913. berisi tentang raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Bali. Berikut raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Bali.


NO
RAJA
KETERANGAN
1
Kesari Warmadewa
a. Kesari Warmadewa adalah raja pertama di Bali dari Di-nasti Warmadewa.
b. Kesari Warmadewa memerintah Kerajaan Bali yang ber-pusat di Singhamandawa.

2
Ugrasena
a. Setelah berkuasa, Ugrasena mengeluarkan kebijakan untuk membebaskan beberapa desa dari beban pajak (915).
b. Ugrasena juga memerintahkan pembangunan beberapa tempat suci dan pesanggrahan bagi para peziarah atau perantau (933).

3
Tabanendra Warmadewa
a. Pada masa pemerintahannya, Tabanendra Warmadewa memerintahkan pembangunan pemandian suci Tirta Em-pul di Manukraya, dekat Tampak Siring.
b. Tabanendra Warmadewa kemudian digantikan oleh Ja-yasingha Warmadewa, Jayasadhu Warmadewa, dan Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi.

4
Dharmodayana atau Udayana
a. Pada masa pemerintahan Udayana, hubungan antara Kera­jaan Bali dan Kerajaan Medang Kamulan berjalan sangat baik.
b. Raja Udayana menikah dengan Mahendradatta dari Me­dang Kamulan. Mereka memiliki tiga orang anak, yaitu Airlangga, Marakatapangkaja, dan Anak Wungsu. Setelah Udayana wafat, Marakatapangkaja naik takhta menjadi Raja Bali.
5
Marakatapangkaja
a.   Marakatapangkaja menjadi Raja Bali karena kakaknya (Airiangga) menjadi Raja Medang Kamulan.
b.   Marakata adalah raja yang sangat memperhatikan kehi-dupan rakyatnya. Untuk kepentingan peribadatan, ia me­merintahkan pembangunan prasada atau candi di Gunung Kawi daerah Tampak Siring.
c.    Setelah Marakatapangkaja wafat, Anak Wungsu naik takhta menjadi Raja Bali.

6
Anak Wungsu
a. Selama masa pemerintahannya, anak wungsu mengeluarkan 28 prasasti.
b. Anak Wungsu adalah raja terakhir dari Dinasti War­madewa. Anak Wungsu tidak memiliki anak dari per-maisurinya.
c. Anak Wungsu didharmakan di Gunung Kawi dekat Tam­pak Siring. *
d. Setelah Anak Wungsu wafat, Bali dipimpin oleh Sri Ma­haraja Sri Walaprahu, Paduka Sri Maharaja Sri Sakalen-dukirana, Sri Suradhipa, dan Sri Jayasakti.________
7
Sri Jayasakti
a. Sri Jayasakti adalah raja yang sangat memperhatikan rak­yatnya. la mengeluarkan kebijakan untuk meringankan rakyatnya dari beban pajak.
b. Sri Jayasakti dianggap sebagai penjelmaan dari Dewa Wisnu. Setelah Sri Jayasakti, Kerajaan Bali dipimpin oleh Ragajaya dan Jayapangus.

8
Batara Sri Astasura atau Ratna Bumi Banten
Batara Sri Astasura adalah raja terakhir dari Kerajaan Bali. Pada masa pemerintahannya, Bali ditaklukkan oleh Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit (1430).




1. Candi
Bentuk candi dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha. Berdasarkan corak dan bentuknya, terdapat perbedaan antara candi-candi di Jawa Tengah dan di Jawa Timur.
NO.

Candi Jawa Tengah

No

Candi Jawa Timur

1

Bentuk bangunan tambun.

1.

Bentuk bangunan ramping.

2.

Atap berundak-undak.


2.

Merupakan perpaduan tingkatan.

3.

Kebanyakan menghadap ke timur.

3.

Kebanyakan menghadap ke barat.

4.

Kebanyakan bahannya terbuat dari batu andesit.

4.

Kebanyakan bahannya terbuat dari batu bata merah.

5.

Candi induk letaknya di tengah ha-
laman.

5.

Candi induk letaknya di belakang ha-laman.


Candi peninggalan Agama Buddha, antara lain Candi Borobudur di Jawa Tengah, Candi Kalasan di Yogyakarta, Candi Mendut di Jawa Tengah, Candi Sewu di Jawa Tengah, Candi Plaosan di Jawa Tengah, Candi Sumberawan di Jawa Timur, dan Candi Muara Takus di Sumatera.

Candi Peninggalan agama Hindu, antara lain Candi Prambanan di Jawa Tengah, Candi Sawetar di Blitar, Kompleks Candi Dieng di Jawa Tengah, Candi Singasari di Jawa Timur, Candi Badut di Jawa Timur, Candi Sumberjati di Jawa Timur, Candi Kidal di Jawa Timur, Candi Rimbi di Jawa Timur, Candi Panataran di Jawa Timur, dan Candi Jago di Jawa Timur.

2. Kitab

Bebarapa kitab peninggalan Hindu-Buddha, antara lain kitab Baratayuda karya Empu Sedah dan Empu Panuluh; kitab Smaradhahana karya Empu Dharmaja; kitab negarakertagama karya Empu Prapanca; kitab Sutasoma karya Empu Tantular; kitab Paraton, menceritakan silsilah raja-raja Singasari dan Majapahit; kitab Sundayana, kitab yang menceritakan Peristiwa Bubat; kitab Ronggolawe, kitab yang menceritakan pemberontakan Ronggolawe.

3. Pemandian atau Patirtan dan Bangunan Pintu Gerbang atau Gapura

Beber peninggalan masa Hindu-Buddha yang berupa pemandian, antara lain Pemandian atau patirtan Jalatunda di barat Gunung Penanggungan; Pemandian atau patirtan Belahan di timur Gunung Penanggungan; Pemandian atau patirtan Tikus di Trowulan.

Berapa bangunan pintu gerbang pada masa Hindu-Buddha, antara lain Pintu gerbang Plumbangan di Wlingi, Kediri yang bergaya Majapahit; Pintu gerbang Bajang Ratu di Jawa Timur yang merupakan gapura Majapahit; Pintu gerbang Wringinlawang Trowulan, jenisnya berupa candi bentar.

D. Wujud  Akulturasi Kebudayaan Hindu-Buddha dengan dayaan Indonesia

Akulturasi adalah bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling berinteraksi sehingga membawa perubahan kebudayaan. Wujud akulturasi kebudayaan Hindu-Budha dan kebudayaan Indonesia, antara lain sebagai berikut.




No
Unsur
Wujud Akuturasi
1
Organisaasi Sosial Kemasyarakatan
a. Dikenalnya sistem pemerintahan kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja
b. Dikenalnya sistem kasta, namun fungsi dan peranannya ber-beda dengan yang berlaku di India.

2
Bahasa
a. Dikenalnya huruf Pallawa yang kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno, Bali, dan Bugis.
b. Dikenalnya bahasa Sanskerta.

3
Pengetahuan
Dikenalnya sistem kalender yang berdasarkan tahun saka. Penu- lisan tahun saka umumnya dengan menggunakan candrasang-kala.



4
Kebudayaan
Dikenalnya teknologi pembuatan candi yang merupakan kelanjutan dari punden bemndak. Candi berfungsi sebagai tempat pemujaan dan tempat mengubur abujenazah para raja.


5
Kesenian
Berkembangnya cerita Ramayana dan Mahabarata yang telah disesuaikan dengan kehidupan di Indonesia. Penyesuaian tersebut terlihat jelas pada kesenian wayang dengan adanya beberapa to-
koh asli dari Indonesia. Misalnya, punakawan, antasena, antareja, dan wisanggeni