Ini Masih Hangat :
Selamat datang di Blogku Dududth Blog | Jangan Lupa berkunjung Ke Website Baru saya ya, ayo ayo :D jangan lupa dibaca juga loh di Bahrul.com | Dijamin gak rugi kok. Jangan lupa ya kunjungi website saya yang Bahrul.com | Thanks kaka :)

Sunday 4 September 2011

Persik Kediri ( Macan Putih )

200px Logo Persik Kediri Sejarah Persik Kediri



Berdiri: 1950
Alamat: Jl Diponegoro no 7, Kediri.
Telepon: (0354) 686690
Ketua Klub: HA Maschut
Stadion: Brawijaya Kediri. 

Sejarah Singkat


Persatuan Sepakbola Indonesia Kediri yang lebih populer dengan sebutan Persik Kediri adalah sebuah klub sepakbola profesional tanah air yang berbasis di Kediri, Jawa Timur. Tim berjuluk Macan Putih saat ini adalah salah satu kontestan Superliga 2008/09, kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional.  

Seperti dilansir situs resmi Persik Kediri, tim ini berdiri sejak 1950. Sayang tidak diketahui pasti mengenai tanggal dan bulan pendiriannya. Tercatat sebagai pendiri adalah Bupati Kediri R Muhammad Machin, yang pada saat itu Kediri masih berupa kabupaten dan tidak ada pemisahan wilayah seperti sekarang, kabupaten dan kota. &lt;script type="text/javascript" src="http://ad.doubleclick.net/adj/gna.id/level2;tile=2;sz=160x600;ord=648934?area=2l&amp;pos=2&amp;ord=648934"&gt;&lt;/script&gt;<div><a href="http://ad.doubleclick.net/jump/gna.id/level2;tile=4;sz=160x600;ord=988046673?area=2l&pos=2&tm=1295147438"><img src="http://ad.doubleclick.net/ad/gna.id/level2;tile=4;sz=160x600;ord=988046673?area=2l&pos=2&tm=1295147438"></a></div>

Pendirian klub ini dibantu Kusni dan Liem Giok Djie. Di mana pertama kali yang dilakukan Machin adalah merancang bendera tim yang tersusun dari dua warna berbeda. Bagian atas berwarna merah dan bawahnya hitam dengan tulisan PERSIK di tengah-tengah dua warna berbeda itu, kemudian mendaftakan diri ke PSSI.

Pada dekade 1960 hingga 1990-an, Persik masih belum dikenal di pentas sepakbola nasional. Tim ini bahkan kalah tenar dibandingkan dengan saudara mudanya Persedikab Kabupaten Kediri, yang pada era 1990-an tercatat dua kali mengikuti kompetisi sepakbola profesional tanah air berlabel Liga Indonesia.

Barulah pada saat kepengurusan ditangani Walikota H. A. Maschut pada 1999, Persik menunjukkan perubahan luar biasa. Tim ini bahkan langsung menjelma menjadi "raksasa" sepakbola nasional. Mengawali debutnya di pentas divisi I pada musim 2000/01, setelah tampil sebagai juara divisi II pada musim sebelumnya, Persik terus menggebrak pentas sepakbola nasional dengan prestasi.

Hanya tiga musim meniti kompetisi di level kedua itu, Persik melaju ke divisi utama juga dengan predikat juara divisi I pada musim 2002. Tampil sebagai pendatang baru di pentas "nomor wahid" kompetisi sepakbola nasional, Persik bertekad tidak sekedar numpang lewat. Itu dibuktikan dengan melakukan persiapan yang cukup serius. Baik dari segi materi pemain maupun finansial.  

Usaha keras Persik di bawah komando manajer Iwan Budianto rupanya berhasil, setelah Piala Presiden yang menjadi lambang supermasi tertinggi sepakbola nasional berhasil mereka boyong, di musim pertama tampil di divisi utama. Sejak saat itu Persik langsung menjelma menjadi tim papan atas, karena mampu mengandaskan ambisi tim-tim papan atas yang punya nama besar seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, PSM Makassar.

Hebatnya lagi, prestasi itu kembali mereka raih pada musim 2006, setelah menghentikan perlawanan PSIS Semarang 1-0 di partai final yang digelar di Stadion Manahan, Solo. Piala Presiden pun kembali berlabuh di Kota Kediri. Satu prestasi yang terbilang luar biasa bagi tim pendatang baru, dengan sukses menjadi juara sebanyak dua kali hanya dalam kurun waktu empat tahun menembus divisi utama.

Kiprah Di Superliga


Menghadapi Superliga 2008/09, manajemen Persik bertekad mengulang sukses yang pernah diraih di pentas divisi utama sebelumnya. Itu terlihat dengan persiapan yang dilakukan. Di mana tim ini menggelar persiapan lebih awal disaat kontestan lainnya masih bergelut dengan berbagai masalah. 

Diawali dengan merekrut pelatih asal Moldova yang sebelumnya membesut Persib Bandung Arcan Iurie Anatolivicie, Persik menggebrak dengan melakukan trasnfer spektakuler memboyong lima pilar andalan PSMS Medan, yang sebelumnya tampil sebagai runner-up Liga Indonesia. Mereka adalah, Mahyadi Panggabean, Saktiawan Sinaga, Markus Horison, Legimin Raharjo, dan Usep Munandar.

Padahal sebelumnya, mereka telah lebih dahulu merekrut pemain dari Arema Malang dan dua pilar Persija Jakarta Hamka Hamzah dan M Roby. Kekuatan Persik juga ditopang tiga pemain asing berkualitas yakni Christian Gonzales, Ronald Fagundez, dan Danilo Fernando. Pendek kata, Persik berharap bisa menjadi the dream team di Superliga.

Sayang ambisi itu tidak terwujud. Kekuatan skuad Persik yang dimotori mayoritas pemain nasional plus tiga legiun asing berkualitas tidak juga menakutkan bagi kontestan Superliga lainnya. Di luar dugaan mereka bahkan dipermalukan Persijap Jepara, tim yang selama masa persiapan tidak seheboh Persik Kediri, di laga awal Superliga. 

Semakin parah setelah krisis finansial malanda tim ini, akibat beban biaya yang cukup besar untuk membayar pemainnya yang mayoritas bintang dengan harga selangit. Apalagi kucuran dana APBD Kota Kediri yang selama ini menjadi tumpuan tidak semulus yang diharapkan. Buntutnya, manajemen menyatakan untuk menjual sejumlah pemain bintangnya di putaran kedua. 

Namun belakangan keputusan itu diubah dan diganti dengan pemotongan gaji dari nilai kontrak hingga 50 persen. Sejumlah pilar Persik pun gerah dan menyatakan ingin hengkang, seiring dengan penawaran yang mereka terima dari sejumlah klub kontestan Superliga lainnya. Sebut saja Christian Gonzales yang secara resmi sudah dipinang Persib Bandung, Danilo Fernando dikabarkan akan hengkang ke Deltras, serta beberapa mantan pilar PSMS yang bakal kembali ke klub lamanya.

Peluang Juara


Krisis finansial hebat yang membuat sejumlah pilarnya bakal hengkang semakin menyulitkan Persik Kediri memenuhi ambisinya meraih juara Superliga musim ini. Maklum saja, tanpa beberapa pilar itu dipastikan Macan Putih akan menjadi ompong. Apalagi jika harus bersaing dengan tim papan atas lainnya yang lebih siap dalam berebut mahkota juara.   

Sangat tragis memang, tapi demikianlah fakta yang harus dihadapi. Meski tidak ada yang berani menjamin tanpa pemain bintang, Persik tidak bisa berbuat banyak. Namun, dengan kondisi keuangan yang morat marit sudah pasti bakal berimbas pada prestasi di lapangan. Itu dibuktikan dengan apa yang mereka raih di putaran pertama.

Dari 17 pertandingan yang mereka lakoni, Budi Sudarsono dan kawan-kawan hanya menorehkan 28 poin dan menempati papan tengah. Hasil dari delapan kali menang, empat kali seri, dan lima kali kalah. Tidak begitu buruk memang karena hanya terpaut 11 poin dengan pimpinan klasemen sementara Persipura Jayapura. Tapi jika sejumlah pemain bintangnya hengkang, bisa ditebak apa yang akan dialami tim ini di putaran kedua. 

Prestasi


Liga Indonesia

1994/95: Divisi II
1995/96: Divisi II
1996/97: Divisi II
1997/98: Divisi II (kompetisi dihentikan)
1998/99: Divisi II
1999/00: Juara Divisi II (promosi ke divisi I)
2001: Peringkat ke-3 Grup Tengah Divisi I
2002: Juara Divisi I (promosi ke divisi utama)
2003: Juara Divisi Utama
2004: Peringkat ke-9 Divisi Utama
2005: Babak Delapan Besar Divisi Utama 
2006: Juara Divisi Utama
2007: Babak Delapan Besar Divisi Utama (promosi ke Superliga)

Turnamen Nasional

2003: Juara Piala Gubernur Jawa Timur I
2005: Juara Piala Gubernur Jawa Timur III
2005: Runner-up Piala Emas Bang Yos
2006: Juara Piala Gubernur Jawa Timur IV
2008: Juara Piala Liga Jawa Timur VI

Turnamen Internasional

2004: Semi-final JVC Cup di Vietnam
2004: Peringkat ke-3 Grup G Liga Champions Asia
2006: Peringkat ke-3 Grup E Liga Champions Asia

0 komentar:

Post a Comment